Selasa, 06 Desember 2016

Makalah Gizi dan Diet pada Obesitas

Edit Posted by with No comments
KATA PENGANTAR

Kami panjantkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyusun makalah Ilmu Gizi dan Diet yang berjudul Gizi dan Diet pada Obesitas. Selesainya penyusunan ini berkat bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu, pada kesempatan ini kami sampaikan terima kasih dan penghargaan yang terhormat kepada :
1.  Ibu Rusmawati Sitorus S.Pd, S.Kep, MA selaku Direktur Akademi Keperawatan Harum Jakarta
2.  Ibu Ns. Ari Susiani, Mkep selaku wali kelas tingkat II
3.  Ibu Endang Taat Uji,H,.SKM,.M.Kes. selaku dosen pembimbing mata ajar Ilmu Gizi dan Diet yang telah meluangkan waktu dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian penyusunan makalah ini.
4.  Rekan-rekan angkatan XVII Akademi Keperawatan Harum Jakarta
5.  Keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuann serta pengertian yang besar kepada kami, baik selama mengikuti perkuliahan maupun dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan dan sebagai umpan balik yang positif demi perbaikan dimasa mendatang. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang Keperawatan.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih dan kami berharap makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.


Jakarta,   Desember 2016

Kelompok 3





BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Obesitas atau kegemukan menurut World Health Organization (WHO) didefinisikan sebagai akumulasi lemak abnormal atau berlebihan yang dapat mengganggu kesehatan. Obesitas merupakan penyebab terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler). Populasi dunia sebesar 65% tinggal di negara yang kelebihan berat badan dan dibandingkan pria yang lebih dari 200 juta ternyata hampir 300 juta wanita mengalami obesitas. Sekitar 2,8 juta orang dewasa meninggal setiap tahun akibat obesitas.Berdasarkan laporan RISKESDAS tahun 2010 prevalensi tertinggi untuk obesitas di Indonesia adalah di Provinsi Sulawesi Utara (37,1%), dan yang terendah adalah 13,0% di provinsi Nusa Tenggara Timur. Prevalensi obesitas cenderung mulai meningkat setelah usia 35 tahun ke atas dan menurun kembali setelah usia 60 tahun ke atas, baik pada laki-laki maupun perempuan.12 Obesitas memiliki hubungan yang erat dengan tingginya kejadian penyakit kardiovaskular. Obesitas dapat meningkatkan kadar trigliserid yang buruk untuk kesehatan jantung dan menurunkan kadar high density lipoprotein (HDL) yang bersifat kardioprotektif. Selain itu, seiring meningkatnya obesitas, meningkat juga angka hipertensi.
Obesitas juga dapat menyebabkan disfungsi diastolik dan berhubungan dengan memburuknya fungsi sistolik. Obesitas juga berkaitan dengan terjadinya proses infamasi dan atero-sklerosis yang bisa menyebabkan terjadi-nya trombosis dan penyebab terjadinya sindrom koroner akut yang pada akhirnya nanti dapat meyebabkan eksaserbasi akut menjadi gagal jantung akut.





B.    Tujuan
1.  Tujuan Umum
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Gizi dan Diet
2.  Tujuan Khusus
a.      Untuk menambah pengetahuan pengertian Ilmu Gizi dan Diet  pada penderita obesitas
b.      Untuk mengetahui tentang etiologi pengertian Ilmu Gizi dan Diet  pada penderita obesitas
c.      Untuk menambah pengetahuan Modifikasi Perilaku untuk Memperomosikan Penurunan Berat atau Mempertahankan

C.    Sistematika Penulisan
Bab I : terdiri dari pendahuluan: latar belakang, tujuan, sistematika penulisan.
Bab II : terdiri dari pembahasan : pengertian, etiologi, Resiko Kesehatan yang Berhubungan dengan Obesitas, Modifikasi Perilaku untuk Memperomosikan Penurunan Berat atau Mempertahankan
Bab III : terdiri dari penutup : kesimpulan dan saran
Daftar pustaka.













BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.     Pengertian
Obesitas atau kegemukan harus dibedakan dengan keadaan kelebihan berat (overweight) yang sering dijumpai diantara para atlet olahraga beban atau pada orang-orang tertentu dengan kerangka
tubuh yang lebih besar. Obesitas yang diukur dengan indeks massa tubuh dapat dibagi menjadi obesitas perifer dan obesitas sentral atau abdominal berdasarkan lingkaran perut. Bagi orang Asia, lingkaran perut pada laki-laki harus kurang dari 90 cm sementara pada wanita kurang dari 80 cm. Jadi, IMT yang melebihi 23 dengan lingkaran perut lebih dari 90 cm pada laki-laki dan 80 cm pada wanita dapat digolongkan kedalam obesitas abdominal. Obesitas relatif resisten terhadap intervensi medis, farmakologis ataupun nutrisi, khususnya obesitas abdominal pada orang-orang yang berusia diatas 40 tahun. Tujuan utama dalam terapi obesitas adalah untuk memberikan diet yang secara nutrisi memadai dan menentukan asupan kalori/pemakaian energi pada tingkat yang akan penggalakkan penurunan berat secara bertahap sebesar 2-3 kilogram/bulan. (Hartono,Andry. 2006)

Obesitas Kegemukan berhubungan dengan kelebihan berat badan dari pada berat badan yang diinginkan. Obesitas berhubungan dengan kelebihan lemak tubuh. Obesitas biasanya didefinisikan sebagai kelebihan berat lebih dari 120% berat badan ideal (BBI) atau berat badan yang diinginkan. Ada tiga derat obesitas: (1) Ringan, 120% -140%. BBI, (2) sedang 141%-200% BBI, (3) berat atau abnormal, lebih dari 200% BBI. (Moore,Mary Courtney. 1997)





B.    Etiologi
Penyebab obesitas adalah multifaktor. Faktor-faktor di bawah ini sedikitnya terlibat pada beberapa kasus obesitas:
1.      Genetik: anak-anak dari tua obes cenderung tiga sampai delapan kali menjadi obesitas dibandingkan dari orang tua berat badan normal, walaupun mereka tidak dibesarkan oleh orang tua kandungnya.
2.      Lingkungan: pengaruh keluarga (mis. Penggunaan makanan sebagai hadia, tidak boleh makan makanan pencuci mulut sebelum semua makanan di piring habis) membantu pengembangan kebiasaan makan yang dapay menyebabkan obesitas.
3.      Psikologi: makan berlebihan dapat terjadi sebagai respons terhadap kesepian, berduka, atau depresi: dapat merupakan respons terhadap rangsangan dari luar sepertiiklan makanan atau kenyataan bahwa ini adalah waktu makan.
4.      Fisiologi: enenrgi yang dikeluarkan merunun dengan bertambahnya usia, dan ini sering menyebabkan peningkatkan berat badan pada usia pertengahan; pada beberapa contoh, kelainan endokrin seperti hipotiroid bertanggung jawab untuk obesitas.Apa pun penyebab dasarnya, faktor etiologi primer dari obesitas adalah konsumsi kalori yang dibutuhkan. (Moore,Mary Courtney. 1997)

Etiologi obesitas sesungguhnya dapat dibagi dua, yaitu: (Hartono,Andry. 2006)
1.      Penyebab internal
Yang bisa berupa permasalahan metabolisme (hormonal) atau pencernaan (enzimatik),
2.      Permasalahan eksterna
Yang berupa ketidakseimbangan antara diet dan exercise sebagai akibat dari perubahan gaya hidup serta modernisasi, termasuk berbagai problem psikologis dan aktulisasi diri. Karena sebagian besar obesitas disebabkan oleh permasalahan eksternal, maka terapinya memerlukan perbaikan pada ketidakseimbangan diatas. Ada lima hal yang perlu diperhatikan sebelum terapi obesitas dilakukan, yaitu :
a.     Motivasi yang kuat dari pasien sendiri untuk mengatasi permasalahan obesitasnya
b.     Dukungan dari keluarga atau orang yang dicintainya
c.      Informasi yang benar tentang diet dan exercise
d.     Diet rendah kalori gizi seimbang
e.     Olahraga aerobik menurut kondisi pasien dan penyakitnya.

C.    Resiko Kesehatan yang Berhubungan dengan Obesitas
Obesitas berhungan dengan berbagai risiko kesehatan, yang diiringkaskan dalam tabel 191-1. Risiko kesehatan meningkat secara progresif dengan beratnya derajat obesitas.

Tabel Problem kesehatan yang disebabkan atau diperburuk oleh obesitas
Hal atau tipe masalah
Penyakit, Simtom, atau Kesulitan
Kardiovaskular dan resirasi
Hipertensi; penyakit jantung koroner; vena varikose; sindrom pickwickian.
Endokrin dan resproduktif
Non-diabetes melitus tergantung insulin; amenore, infertilitas; pre-eklampsia.
Gastrointestinal
Kolesistitis dan kolelitiasis; fatty liver
Psikiatri dan sosial
Diskriminasi sosial
Muskuloskeletal dan kulit
Osteoartrititis; iritasi dan infeksi kulit, terutama pada lipatan kulit, striae
Keganasan
Kanker kolon, rektum, prostat, kandundung empedu, buah dada, uterus, dan ovarium.

D.    Pengobatan dan Penatalaksanaan Gizi pada Obesitas
Tujuan dari intervensi adalah: (1) menurunkan lemak tubuh untuk mencapai berat badan antara 20% berat badan ideal, (2) kembangkan kebiasaan makan yang lebih sehat, (3) cegah kehilangan massa otot selama penurunan berat badan, dan (4) pertahankan penurunan berat bafan.

E.     Penilaian
Penilaian diringkaskan pada Tabel
Tabel Penilaian pada obesitas dan pengontrolan berat badan
Hal-hal yang dipertahatikan
Temuan-temuan yang bermakna
Faktor-faktor yang memberikan kontribusi terhadap obesitas
Riwayat
Zat gizi yang biasa dimakan
Meliputi; kebiasaan makan dan jajan; ukuran porsi; metode penyiapan makanan (digoreng, ditumis,ditambah mentega atau margarin sebagai penyedap), saus, dan minuman ringan (termasuk alkohol)
Kondisi dimana makan terjadi 
Penyimpanan catatan dari makanan membantu seseorang mengetahui kondisi yang mempengaruhi makan, bila ini meliputi: denagn siapa orang tersebut makan (sendirian, atau bersama keluarga atau teman-teman); dimana dan kapan makan itu terjadi (dimeja makan, sambil nonton televisi, ewaktu menyiapkan makanan, sewaktu belajar); perasaan yang mempengaruhi makan (kesepian, membosankan,ansietas atau depresi terhadap lapar)
Tingkat aktivitas
Meliputi: Ada dua tidaknya jadwal olahraga yang teratur (jenis, frekuensi, lamanya, dan intensita); aktivitas yang diperlukan selama kerja, sekolah, tugas rumah tangga.


F.     Intervensi
Penurunan berat badan dapat dicapai dengan mengkomsusi kalori lebih sedikit daripada energi yang diperlukan. Metode untuk mencapai penurunan berat badan meliputi diet, modifikasi perilaku, olahraga, operasi dan obat-obatan dan alat-alat tertentu. Semua hal ini akan dibahas dalam bab ini.
1.   Menentukan sasaran dari berat badan
Pada anak-anak berat badan ideal diperkirakan pada persentil 50 dari berat menurut tinggi badan pada kartu pertumbuhan (lihat lampiran F). Untuk dewasa, berat badan ideal dapat ditentukan dengan cara mengambil titik tengah dari tabel berat badan yang diinginkan.
Berat badan yang tidak lebih 20% dari berat badan ideal biasanya berhubungan dengan sedikitnya risiko kesehatan. Walaupun demikian, individu obes harus berpartisipasi dalam menetepkan sasaran berat badan ini. Terutama dengan 120% dari berat baan ideal dianggap seperti berlebihan.
2.    Mempromosikan penurunan berat badan, sambil mempertahankan massa otot



a.      Diet seimbang rendah kalori
Diet ini, berdasarkan pada makanan yang biasa dipilih dari semua kelompok makanan, walaupun kalori rendah, cukup pada semua sat gizi. Diet ini adalah pilihan yang terbaik pada individu dengan berat badan kurang dari 30% kelebihan berat dan diijinkan kehilangan sekitar 0,5-1 kg/minggu. 1 kg lemak tubuh sama dengan sekitar 7000 kkal, jadi penurunan berat badan ini terwujud dengan mengkosumsi kurang 500-1000 kalori dari keutuhan total kalori yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan energi sehari.
Untuk menghitung keperluan kalori.
1)    Tentukan berat badan ideal dalam kilogram; bila BBI dalam pound, bagi dengan 2,2
2)    Untuk memperkirakan kebutuhan kalori setiap hari untuk memperhatikan berat badan, kalian berat BBI dalam kiogram dengan; 20-25 kkal bila tidak ada aktivitas, atau kali dengan 30 kkal bila beraktivitas sedang, atau kali 35-50 kkal bila orang beraktivitas berat.
3)    Untuk menentukan kalori yang dibutuhkan untuk penurunan berat badan, kurangi 500-1000  kkal/hari dari kebutuhan kalori yang diperlukan untuk mempertahankan agar dapat hilang 0,5-1 kg/minggu secara berturut-turut; makan kurang dari 800 kkal/hari anggap diet sangat rendah kalori (DSRK) dan tidak harus digunakan, kecuali di bawah kontrol dokter.

Penentuan makanan setiap hari (lihat lampiran A) atau daftar penukar makanan , dipublikasikan oleh Asosiasi Diabetes Amerika, dapat dipakai untuk merencanakan diet rendah kalori yang seimbang. Makanan yang rendah lemak dan tinggi karbohidrat adalah yang diinginkan. Karbohidrat mempunyai kurang dari setengah kalori lemak (per g), dan metabolisme dari karbohidrat menyebabkan lebih banyak “efek termik” ata hilangnya panas (dan kehilangan kalori) daripada lemak.
b.      Diet sangat rendah kalori
Diet sangat rendah kalori (DSRK) adalah menyiapkan hanya 400-800 kkal/hari. Diet formula khusus (contoh: optifast ) ada di pasaran, dengan kalori hampir semuanya dalam bentuk proteinkualitas tinggi. Ini terkadang disebut “protein sparing modified fast”(mempertahankan protein dengan mengubah secara cepat). Aturan umum yaitu mengikuti diet rendah kalori untuk 12-16 minggu, diikuti secara bertahap dengan makanan biasa lebih dari 3 minggu atau lebih lama. Pemasukan cairan nonkalori harus sedikitnya 2 liter/hari untuk mencegah dehidrasi. Kehilangan 1,5-2,3 kg/minggu terjadi pada DSRK, dengan kehilangan lebih banyak pada pria. Diet ini dirancang untuk mencegah hilangnya massa otot, tetapi ada juga kehilangan massa otot selama periode diet ini. Karena itu penggunaannya terbatas hanya pada orang-orang yang sedikitnya kegemukan 30%. Obesitas yang berat tidak hanya mengandung lemak lebih banyak, tapi juga massa otot lebih besar dibandingkan individu yang kurang gemuk. Akibatnya obesitas ringan akan kehilangan lebih banyak massa otot selama pembatasan kalori yang sangat ketat dibandingkan orang yang obesitas berat.

Diet yang sekarang dipasarkan lebih aman daripada DSRK yang dipasarkan pada tahun 70-an, yang menyebabkan lebih dari 70 kematian, kebanyakan akibat atrofi miokard, walaupun demikian, DSRK ini baru dapat dimulai setelah pasien menjalani pemeriksaan kesehatan termasuk elektrokardiogram, dan peserta diet harus menjalani pengukuran elektrolit secara teratur dan sering diperiksa oleh dokter. Diet tanpa supervisi sering mengakibatkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, peningkatan asam urat, kelelahan hebat, pusing, dan sakit kepala; pada penggunaan DSRK jangka panjang terdapat potensi disritmia ventrikular, serta terjadi makanan yang berlebihan setelah menjalani diet yang sangat ketat.
Konseling dan modifkasi perilaku adalah penting, karena setengah sampai duapertiga dari kehilangan berat akan kembali naik bila tidak menjalani penyuluhan dan modifikasi perilaku; modifikasi gaya hidup dapat mengurangi jumlah kenaikan kembali berat badan sekitar sepertiga dari yang hilang.
c.      mode diet
Diet yang menjajikan kehilangan berat badan dengan cepat sangat populer. Sayangnya , diet ini cenderung bukan yang diinginkan karena hal-hal berikut: (1) makanan tidak cukup nilai gizinya, (2) mereka memerlukan makanan yang mahal atau persiapan makanan yang banyak memerlukan waktu, (3) biasanya makanan ini tidak aman untuk kesehatan, (4) cara ini tidak membantu mengubah kebiasan buruk makan seseorang; karena itu kehilangan berat akan segera kembali dengan cepat, (5 ) kebanyakan dari kehilangan berat ini adalah cairan atau massa otot dibandingkan lemak.
Tabel Mode diet penurunan berat badan
Jenis diet
Contoh
Komentar
Diet tinggi protein
“ketogenik”














Diet yang tergantung pada makanan tertentu atau hormon yang terkandung untuk membantu “pembakaran lemak” atau mengubah metabolisme






















Makanan subtitusi (diet minuman atau makanan subtitusi untuk makanan biasa)
Diet scarsdale, dieet revolusi Dr. Atkins diet stillman













Diet Beverly Hills, diet grapefruit: diet simeon



























Diet Cambridge;
Carnation Slander, cairan Sego; Pillsbury Figurine
Diet-diet ini sangat rendah karbohidrat untuk dapat mengindukdi ketosis: biasanya menyebabkan penurunan berat badan dengan cepat akibat diuresis yang berhubungan dengan ekskresi keton: kehilangan berat badan ini dengan cepat kembali lagi : diet0diet ini biasanya rendah akan zat besi, kalsium kadang vitamin B2: makanan ini tinggi akan lemak jenuh dan kolestrol

Baik grapfriut atau diet lainnya atau kombinasi dari diet ini tidak membantu pembakanaran lemak: diet beverly hills hanya mengijinkan buah-buahan tertentu selama 10 hari pertama, lalu beberapa makanan lainnya ditambahkan secara bertahap: diet ini tidak cukup dalam protein, zat besi, kalsium, seng, dan zat gizi lainnya. Recana Simeon termasuk penyuntikan hormon. HCG (human chorionik gonadatropin), dimana ini dikatakan (belum tentu benar) mempercepat hilangnya lemak, tapi diet 500 kkal/hari yang menyertai HCG inilah yang bertanggung jawab akan kehilangan berat badan yang tampak.



Diet ini rendah kalori dan monoton: diet ini dapat menyebabkan penurunan berat; membantu peserta diet mengubah kebiasaan makan, dan kehilangan berat ini dengan cepat kembali lagi.

3.    Modifikasi perilaku
Modifikasi perilaku, berhubungan dengan penurunan diet yang seimbang, membantu mempromosikan penurunan berat badan yang menetap. Modifikasi perilaku ini harus merupakan bagian dari semua program penurunan berat badan. Gambaran utama dari program modifikas perilaku adalah:
a.      Monitor diri sendiri: pencatatan olahraga, makanan yang dimakan, dan emosi dan lingkungan yang mempengaruhi pada waktu mengkomsumsi makanan untuk memberikan dasar perencanaan untuk perubahan.
b.      Kontrol stimulus dan pengelolaan lingkungan: teknik yang didapatkan untuk membantu mempelajari pemecahan hubungan antara isyarat lingkungan dan makanan yang dimakan.
G.    Modifikasi Perilaku untuk Memperomosikan Penurunan Berat atau Mempertahankan
1.      Aturan
a.    Kunyah makanan secara perlahan-lahan, dan taruh sendok dan garpu diantara waktu mengunyah.
b.    Jangan ke pasar atau ke toko untuk makanan pada waktu perut kosong.
c.    Buatlah daftar apa yang akan dibeli sebelum mulai belanja, dan jangan ditambahkan pada waktu belanja.
d.    Tinggalkan sedikit makanan di piring setelah makan.
e.    Isi piring di dapur pada waktu makan, jangan taruh mangkuk terbua dengan maknana diatas meja.
f.     Makanlah hanya pada satu atau dua tempat (contohnya: di dapur dan ruang makan)
g.    Jangan makan sewaktu aktivitas lain, seperti nonton televisi.
h.    Jangan makan sambil berdiri.
i.      Tulis di buku harian kapan dan di manna kamu makan, dan pada keadaan (contohnya, membosankan, frutasi, ansientas). Waspadalah terhadap problem keadaan ini, dan subtitusi aktivitas lain untuk makan.
j.      Buatlah penganan rendah kalori selalu ada setiap waktu.
k.    Beri hadiah pada diri sendiri untuk penurunan berat badan (contohnya, beli baju baru, pergi ke konser atau berpinik atau jalan-jalan). Buatlah tahap demi tahap untuk mencapai tahapan penurunan berat badan dengan hadiahnya untuk mencapai sasaran yang diinginkan.
l.      Bila anda melanggar diet ini pada suatu keadaan, jangan gunakan ini untuk memanfaatkan membatalkan diet ini semuanya, mengakui akan kesalahan yang tejadi, lalu kembali pada program kontrol berat badan.
m.   Bila dihadapkan dengan makanan yang sangat menarik, ingat ini bukanlah waktumu yang terakhir makan makanan ini. Jadi makanlah dengan porsi yang kecil.
1)     Dorongan positif: sistem hadiah untuk mendorong perubahan perilaku
2)     Kontak: tanda tangan kontrak antara terapis dan pasien yang meminta bantuan perubahan perilak, buat garis besar dari akibat-akibat bila berbagai perubahan dibuat atau tidak dibuat.
Akibat dibawah ini memberikan anjuran untuk modifikasi perilaku untuk menurunkan dan mempertahankan berat badan.
2.      Olahraga
Aktivitas yang melibatkan gerakan yang banyak dari otot-otot besar ini mempromosikan kehilangan lemak sambil mempertahankan massa otot. Untuk mendapat hasil yang terbaik, peserta diet harus melakukan olahraga 3 hari dalam seminggu, menggunakan sedikitnya 300 kali setiap kali (atau 4 hari/ minggu yang membajar 200 kkal). Energi yang dikeluarkan untuk bbeberapa jenis olahraga diperlihatkan pada Tabel 5-1.
3.      Operasi (penyekatan lambung)
Operasi hanya dianjurkan pada individu obesitas berat atau abnormal dimana gagal menurunkan berat badan dengan cara konvensional. Penyekatan lambung menciptakan reservoir kecil (30-60 ml) pada bagian pintas lambung Roux-en Y retrokolika. Lambung sepenuhnya disekat secara horizontal; jejunum direseksi dari duodenum dan dihubungkan ke jejunum untuk memungkinkan drainase sekresi usus.
Simal lambung, sehingga membatasi makanan yang dapat sekali dimakan. Pada gastroplasti  (penjepitan lambung) (Gb.19- 1), lambung disekat sehingga ada pembuaan kecil ( 10-12mm ) diantara reservoir dihubungkan dengan jejunom, sehingga memintas lambung bagian disyal dan duodenum
4.      Hasil penyekat lambung
a.     90% dari pasien dari pintas lambung kehilangan paling sedikit 50% dari kelebihan berat badan.
b.     Hanya 30-50% pasien akan mencapai berat badan kurang dari 125% berat badan ideal.
c.      90% penurunan berat badan terjadi pada tahun pertama setelah operasi, dan banyak pasien kembali naik berat badannya setelah 1-2 tahun operasi.
Diet khusus dan modifikasi prilaku diperlukan setelah dilakukab penyekat lambung. Ini akan dibahas pada bagian pendidikan pasien.
5.      Obat-obatan dan alat
Penekan nafu makan seperti fenfluramin (pondimin) kadang diresepkan sebagai pembantu untuk pengurangan diet. Ketergantungan obat dapat terjadi, dan penurunan berat badan akibat penggunaan obat ini jarang dapat dipertahankan. Obat-obatan, bila digunakan biasanya diresepkan 6-8 minggu pertama dari program diet, untuk memudahkan agar pasien terbiasa dengan kebiasaan makan yang baru.
Gastric bubble adalh plastik yang tidak dapat dikempeskan dan alat ini dimasukan didalam lambung untuk memenuhi perasaan penuh dan kenyang, digunakan bersamaan dengan diet dan modivikasi prilaku. 800-100kkal cairan atau diet lunak dimakan selama gelembung plastik ini ditaruh dilambung. Komplikasi yang terjadi adalah ulkus peptikum, obstruksi pilorus atau usus, nausea dan vomitus.
H.    Pendidikan pasien
Mencapai kehilangan lemak sambil mempertahankan masa otot dan melatih kebiasaan makan, sehingga penurunan berat badan ini dapat dipertahankan.
Kontrol berat badan merupakan proses seumur hidup. Bila berat badan sudah kurang, maka perhatikan harus ditunjukan kepada bagaimana mempertahankan berat badan ini. Pasien harus berpikir mengubah gaya hidup dari pada mengubah cara makan saja untuk kontrol berat badan, diharapkan pasien tidak kembali pada kebiasaan lama makan atau berat badan akan kembali naik perubahan ini dicapai melalui diet, olahraga, dan modifikasi prilaku.
1.      Diet rendah kalori
Umumnya pasien dewasa dan remaja dapat belajar untuk memakai daftar penukar untuk merencanakan makanan yang ada dari asosiasi diabetes amerika, yang memungkinkan fleksibel dan lebih mudah. Dari pada menghitung kalori. Pasien dapat menggunakan prencanaan diet lainnya yang dijumpai dimajalah-majalah atau buku-buku atau organisasi pendukung lainnya. Untuk membantu evaluasi rencana diet, para ahli dapt membantu pasien dengan penuntun pada kontak dibawah ini dianak-anak pra sekolah dan usia sekolah dapt digunakan rencana “lampu lalulintas”. Makan kurang dari 20kkl/ saji adalah makanan hijau, atau jalanan, dan dapat dimakan dengan bebas.
Karakteristik program kontrol  berat badan yang aman dan efekif.
a.    Perencanan diet termasuk lebih dari 800kkal/hari.
b.    Perencanaan diet termasuk makanan dari semua kelompok makanan.
c.    Tidak dianjurkan produk magik untuk pembakar lemak atau pengurangan nafsu makan.
d.    Tuntutan untuk penurunan berat badan tidak boleh lebih dari rata-rata 1kg/minggu.
e.    Dianjurkan untuk olahraga.
f.     Rencana ini dapat perubahan eprilaku dan kebiasaa.
g.    Rencana ini dapat dicocokan pada gaya hidup seseorangan.
h.    Biaya rencana ini masuk diakal.

Makan hijau termasuk penyedap dan bumbu dan sebagian besar sayuran seperti asparagus. kuning adalah makanan utama pada diet: makanan dapat dimakan dengan hati-hati. Contohnya jagung, ayam bakar, susu skim, dan english muffins. Makanan merah, atau stop yaitu makanan yang tinggi kalori. Jangan lebih dari 4 sajian makanan merah dalam seminggu. Beberapa contoh makanan merah adalah remis, buah-buahan dalam sirup kental, ayam goreng, susu fullcream, dan donat.
Beberapa anjuran yang dapat membantu pasien:
a.      Pasien diet harus menimbangan dan mengukur makanan sebagai pembantu dalam mempelajari dan mengenal ukuran saji.
b.      Makana berserat tinggi memerlukan waktu lebih lama untuk dicerna dari pada makan rendah serat, dan rasa kenyang (penung dan puas) dapat dicapai dengan sedikit kalori bila memakan makanan berserat tinggi.
c.      Lemak adalah sumber kalori yang paling tinggi. Kurang penggunaan lemak, gunakan daging yang tidak berlemak atau ayam tanpa kulit dan jangan makan lebih dari 6 oz ( sekitar ukuran 2 kartu dek atau 170g)/hari. Rebus, bakar, atau kkus makanan dari pada digoreng. Gunakan rempah-rempah, bumbu dan air jeruk nipis atau penyedap yang rendah kalori lainnya dari pada mentega, margarin, minyak zaitun, atau garam babi. Pililah susu skimm dan makana yang dibuat dari susu skim. Batasi makanan dengan lemak “tersembunyi” seperti donat, pie crust, crossants,muffins dan roti yang dibuat dengan cepat. Pilihlah es buah, buhan segar, atau kue-kue yang rendah kalori (gingersnaps newtons) dari pada eskrim, cake, pie, atau kue-kue yang tinggi kadar lemaknya.
d.      Jangan harapkan penurunan berat badan yang cepat dan mudah. Kenaikan berat badan berlangsung perlahan-lahan, begitu juga penurunan berat badan. Bila tergelincir/gagal jangan kecewa dan depresi: mulai dengan amkan yang baik dan olahraga.
2.  Olahraga
Kebutuhan individu untuk membentuk pengembangan program olahraga yang memenuhi kriteria pada intervenasi yang dapat dipertahankan untuk masa depan. Selain perencanan program olahraga, seseorang dapat meningkatkan energi kelurkan selama aktivitas sehari-hari. Secara khususnya, seseorang dapat memarkir kendaraanya lebuh jauh dari tempat berbelanjan, berjalan kaki kendaraan lebih jauh dari tempat berbelanja bilamana mungkin, mengunakan secara sesuatu secara manual dari pada menggunakan alat dengan tenaga listrik, dan mengunakan tangga dari pada eskalator dan elevator.
3.  Modifikasi prilaku
Modifikasi prilaku merupakann hal yang angan penting dalam mempertahankan penurunan berat badan. Memperlambat kecepatan makan sangan menguntungkan. Pasien harus diajarkan makan dengan teman atau keluarga dan pembicara waktu makan, meletakan sendok dan garpu setelah penyap dan mengigi, mengunyah makanan dengan baik, berserat lainnya. Kotak pada hal.354  menyediakan teknik modifikasi prilaku lainya yang sudah ditemukan sangat membentu.
Telah ditemukan bahwa beberapa karakteristik gaya hidup dan cara menangulangi masalah yang lebih sering terdapat pada wanita yang sebelumnya obes yang mempertahankan berat badan dari pada yang naik berat badannya: lahraga secara teratur, sadar akan kebiasaan makan, mengunakan dukungan sosial yang ada, menghadapi masalah secara langsung dan mengunakan secara strategi yang dibuat secara personal untuk menghindari makan berlebihan. Rencana intervensi prorangan angat penting untuk keberhasilan dari penurunan berat dan mempertahankannya.
4.  Memakan lebih banyak makanan sehat
Individu obes sering dijumpai diet yang buruk, dengan sering tidak makan pagi dan tidak cukup vitamin dan mineral yang masuk. Kebiasaan makan yang terbentuk, selama penurunan berat haru diubah kualitas, dietnya dengan cara positif. Pasien harus dianjurkan bahwa:
a.      Semua makana dapat dimakan dalam jumlah tidak berlebihan, wakaupun demikinaan, makanan yang kaya kalori dan sedikit nilai gizi (mentega, margarin, kuah salad, gula pasir, gula-gula, sirup, jam, dessert, pastries, minuman ringan dan minuman buah) harung dikurangi. Konsentrasikan pada makanan pada kaya nilai gizi dibandingkan dengan kalori yang diberikan.
b.      Individu yang mengkomsumsi kurang dari 1200kkal/hari perlu suplemen vitamin dan mineral karna kesulitan yang dihadapi untuk mempertahankan cukup niali gizi yang masuk sebanding dengan pembantasan kalori.
c.      Hilangkan gangguan makanan dengan menurunkan berat badan. Ini sering membuat idividu sangat lapar sehingga dia makan berlebihan pada waktu makan berikutnya. Lebih jauh, penurunan berat badan umumnya dipermudah dengan membagi kalori yang diijinkan menjadi beberapa makanan lebih kecil/ hari, dari pada makan dua atau tiga makanan yang berlebihan.
5.      Mencari bantuan
Bantuan dan dorongan sangat penting. Keduanya dapat diproleh dari konseling kelompok atau inidividu melalui depatermen rawat jalan, ahli gizi, atau psikolog pada praktek suwasta, atau pemimpin kelompok masyarakat. Sumber-sumber bantuan ini dapat dievaluasi dengan menuntun didalama kotak pada halama 358 (tentang karakteristik program penurunan berat yang aman dan efektif) anggota keluarga dan teman-teman juga merupakan sumber bantuangn dan dorongan yang sangat berharga.

I.       Pertahankan kebiasaan makan yang baik setelah operasi untuk obesitas
Langkah-langkah berikut ini dapat membantu pasien menerima hasil yang optimal dari operasi dari sambil menghindari komplikasi:
1.      Perubahan prilaku makan selam dua tahun pertama setelah operasi sngat penting. Selama waktu ini, efek dari operasi mendorong pasien bekerja kerang dengan menurunkan jumlah makanan yang dapt dimakan tampa gangguan. Setelah titik ini, operasi memberikan keuntungan lebih sedikit. Pasien harus beradaptasi pada teknik makan dengan lambat (lihat kotak pada halama 354), hindari makanan pada kalori (lemak,pastry, kembangula dan coklat, minuman yang manis), makan yang teratur, dengan prosi kecil.
2.      Nausea dan vomitus adalah problem yang paling sering terjadi, dan obstruksi dari saluran pencernan kemungkinan terjadi setelah operasi. Untuk mencegah problem ini maka makanan pertama yang diberikan adalah makanan cair atau campuran, bubur saring. Setelah 6-8 minggu pertama setelah operasi, makanan kemudian menjadi makanan lunak lalu makanan biasa. Pasien harus mengunyah makanan dengan betul, dan makan dengan lambat dan makan dengan prosi kecil.
3.      “dumping sindrom” dengan nausea, lemah, takikardia, dan diare, dapat terjadi pada pasien dengan pintas lambung keluhan ini dapat dikurangi dengan menghindari minum sewaktu makan (setela priode operasi) dianjurkan pintas lambung lebih diingkan dari pada gastroplasti untuk individu yang mengguanakn gula lam jumlah banyak karna mereka akan kehilangan berat lebih banyak dengan operasi pintas lambunng perbaikan dalam kehilangan berat kemungkinan akibat dari ”dumping sindrom”. 























BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Obesitas yang diukur dengan indeks massa tubuh dapat dibagi menjadi obesitas perifer dan obesitas sentral atau abdominal berdasarkan lingkaran perut. Bagi orang Asia, lingkaran perut pada laki-laki harus kurang dari 90 cm sementara pada wanita kurang dari 80 cm. Jadi, IMT yang melebihi 23 dengan lingkaran perut lebih dari 90 cm pada laki-laki dan 80 cm pada wanita dapat digolongkan kedalam obesitas abdominal. Obesitas relatif resisten terhadap intervensi medis, farmakologis ataupun nutrisi, khususnya obesitas abdominal pada orang-orang yang berusia diatas 40 tahun. Tujuan utama dalam terapi obesitas adalah untuk memberikan diet yang secara nutrisi memadai dan menentukan asupan kalori/pemakaian energi pada tingkat yang akan penggalakkan penurunan berat secara bertahap sebesar 2-3 kilogram/bulan. (Hartono,Andry. 2006)

B.   Saran
1.    Mahasiswa-mahasiswi
Mahasiswa dan mahasiswi dapat mengerti tentang pelajaran Ilmu Gizi dan Diet
2.    Institusi
Institusi dapat memfasilitasi dengan fasilitas yang memadai sehingga dapat mendukung tercapainya makalah yang baik dan benar






DAFTAR PUSTAKA

Almatsier,Sunita.2001.Prinsip Dasar Ilmu Gizi.Jakarta:Gramedia Pustaka Utama

Hartono,Andry.2006.Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit.Jakarta:EGC


Moore,Mary Courtney.1997.Buku Pedoman Terapi Diet dan Nutrisi.Jakarta:Hipokrates

0 komentar:

Posting Komentar