KATA
PENGANTAR
Kami panjantkan puji dan syukur kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyusun
makalah Ilmu Gizi dan Diet yang berjudul Gizi dan Diet pada Obesitas.
Selesainya penyusunan ini berkat bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu,
pada kesempatan ini kami sampaikan terima kasih dan penghargaan yang terhormat
kepada :
1. Ibu
Rusmawati Sitorus S.Pd, S.Kep, MA selaku Direktur Akademi Keperawatan Harum
Jakarta
2. Ibu
Ns. Ari Susiani, Mkep selaku wali kelas tingkat II
3. Ibu
Endang Taat Uji,H,.SKM,.M.Kes. selaku dosen pembimbing mata ajar Ilmu Gizi dan
Diet yang telah meluangkan waktu dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan,
dorongan dalam rangka penyelesaian penyusunan makalah ini.
4. Rekan-rekan
angkatan XVII Akademi Keperawatan Harum Jakarta
5. Keluarga
tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuann serta pengertian yang
besar kepada kami, baik selama mengikuti perkuliahan maupun dalam menyelesaikan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan dan sebagai umpan balik yang positif demi perbaikan dimasa mendatang.
Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan
khususnya di bidang Keperawatan.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih dan
kami berharap makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Jakarta, Desember 2016
Kelompok 3
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Obesitas atau kegemukan menurut World
Health Organization (WHO) didefinisikan sebagai akumulasi lemak abnormal atau
berlebihan yang dapat mengganggu kesehatan. Obesitas merupakan penyebab
terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler). Populasi dunia
sebesar 65% tinggal di negara yang kelebihan berat badan dan dibandingkan pria
yang lebih dari 200 juta ternyata hampir 300 juta wanita mengalami obesitas.
Sekitar 2,8 juta orang dewasa meninggal setiap tahun akibat
obesitas.Berdasarkan laporan RISKESDAS tahun 2010 prevalensi tertinggi untuk
obesitas di Indonesia adalah di Provinsi Sulawesi Utara (37,1%), dan yang
terendah adalah 13,0% di provinsi Nusa Tenggara Timur. Prevalensi obesitas
cenderung mulai meningkat setelah usia 35 tahun ke atas dan menurun kembali
setelah usia 60 tahun ke atas, baik pada laki-laki maupun perempuan.12 Obesitas
memiliki hubungan yang erat dengan tingginya kejadian penyakit kardiovaskular.
Obesitas dapat meningkatkan kadar trigliserid yang buruk untuk kesehatan
jantung dan menurunkan kadar high density lipoprotein (HDL) yang bersifat
kardioprotektif. Selain itu, seiring meningkatnya obesitas, meningkat juga
angka hipertensi.
Obesitas
juga dapat menyebabkan disfungsi diastolik dan berhubungan dengan memburuknya
fungsi sistolik. Obesitas juga berkaitan dengan terjadinya proses infamasi dan
atero-sklerosis yang bisa menyebabkan terjadi-nya trombosis dan penyebab
terjadinya sindrom koroner akut yang pada akhirnya nanti dapat meyebabkan
eksaserbasi akut menjadi gagal jantung akut.
B.
Tujuan
1. Tujuan
Umum
Untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Ilmu Gizi dan Diet
2. Tujuan
Khusus
a. Untuk
menambah pengetahuan pengertian Ilmu Gizi dan Diet pada penderita obesitas
b. Untuk
mengetahui tentang etiologi pengertian Ilmu Gizi dan Diet pada penderita obesitas
c. Untuk
menambah pengetahuan Modifikasi Perilaku untuk Memperomosikan Penurunan Berat
atau Mempertahankan
C.
Sistematika
Penulisan
Bab
I : terdiri dari pendahuluan: latar belakang, tujuan, sistematika penulisan.
Bab
II : terdiri dari pembahasan : pengertian, etiologi, Resiko Kesehatan yang
Berhubungan dengan Obesitas, Modifikasi Perilaku untuk Memperomosikan Penurunan
Berat atau Mempertahankan
Bab
III : terdiri dari penutup : kesimpulan dan saran
Daftar
pustaka.
BAB
II
TINJAUAN
TEORITIS
A.
Pengertian
Obesitas
atau kegemukan harus dibedakan dengan keadaan kelebihan berat (overweight) yang
sering dijumpai diantara para atlet olahraga beban atau pada orang-orang
tertentu dengan kerangka
tubuh
yang lebih besar. Obesitas yang diukur dengan indeks massa tubuh dapat dibagi
menjadi obesitas perifer dan obesitas sentral atau abdominal berdasarkan
lingkaran perut. Bagi orang Asia, lingkaran perut pada laki-laki harus kurang
dari 90 cm sementara pada wanita kurang dari 80 cm. Jadi, IMT yang melebihi 23
dengan lingkaran perut lebih dari 90 cm pada laki-laki dan 80 cm pada wanita
dapat digolongkan kedalam obesitas abdominal. Obesitas relatif resisten
terhadap intervensi medis, farmakologis ataupun nutrisi, khususnya obesitas
abdominal pada orang-orang yang berusia diatas 40 tahun. Tujuan utama dalam
terapi obesitas adalah untuk memberikan diet yang secara nutrisi memadai dan
menentukan asupan kalori/pemakaian energi pada tingkat yang akan penggalakkan
penurunan berat secara bertahap sebesar 2-3 kilogram/bulan. (Hartono,Andry.
2006)
Obesitas
Kegemukan berhubungan dengan kelebihan berat badan dari pada berat badan yang
diinginkan. Obesitas berhubungan dengan kelebihan lemak tubuh. Obesitas
biasanya didefinisikan sebagai kelebihan berat lebih dari 120% berat badan
ideal (BBI) atau berat badan yang diinginkan. Ada tiga derat obesitas: (1)
Ringan, 120% -140%. BBI, (2) sedang 141%-200% BBI, (3) berat atau abnormal,
lebih dari 200% BBI. (Moore,Mary Courtney. 1997)
B.
Etiologi
Penyebab
obesitas adalah multifaktor. Faktor-faktor di bawah ini sedikitnya terlibat
pada beberapa kasus obesitas:
1. Genetik:
anak-anak dari tua obes cenderung tiga sampai delapan kali menjadi obesitas
dibandingkan dari orang tua berat badan normal, walaupun mereka tidak
dibesarkan oleh orang tua kandungnya.
2. Lingkungan:
pengaruh keluarga (mis. Penggunaan makanan sebagai hadia, tidak boleh makan
makanan pencuci mulut sebelum semua makanan di piring habis) membantu
pengembangan kebiasaan makan yang dapay menyebabkan obesitas.
3. Psikologi:
makan berlebihan dapat terjadi sebagai respons terhadap kesepian, berduka, atau
depresi: dapat merupakan respons terhadap rangsangan dari luar sepertiiklan
makanan atau kenyataan bahwa ini adalah waktu makan.
4. Fisiologi:
enenrgi yang dikeluarkan merunun dengan bertambahnya usia, dan ini sering
menyebabkan peningkatkan berat badan pada usia pertengahan; pada beberapa
contoh, kelainan endokrin seperti hipotiroid bertanggung jawab untuk
obesitas.Apa pun penyebab dasarnya, faktor etiologi primer dari obesitas adalah
konsumsi kalori yang dibutuhkan. (Moore,Mary Courtney. 1997)
Etiologi
obesitas sesungguhnya dapat dibagi dua, yaitu: (Hartono,Andry. 2006)
1. Penyebab
internal
Yang
bisa berupa permasalahan metabolisme (hormonal) atau pencernaan (enzimatik),
2. Permasalahan
eksterna
Yang
berupa ketidakseimbangan antara diet dan exercise sebagai akibat dari perubahan
gaya hidup serta modernisasi, termasuk berbagai problem psikologis dan
aktulisasi diri. Karena sebagian besar obesitas disebabkan oleh permasalahan eksternal,
maka terapinya memerlukan perbaikan pada ketidakseimbangan diatas. Ada lima hal
yang perlu diperhatikan sebelum terapi obesitas dilakukan, yaitu :
a. Motivasi
yang kuat dari pasien sendiri untuk mengatasi permasalahan obesitasnya
b. Dukungan
dari keluarga atau orang yang dicintainya
c. Informasi
yang benar tentang diet dan exercise
d. Diet
rendah kalori gizi seimbang
e. Olahraga
aerobik menurut kondisi pasien dan penyakitnya.
C.
Resiko
Kesehatan yang Berhubungan dengan Obesitas
Obesitas
berhungan dengan berbagai risiko kesehatan, yang diiringkaskan dalam tabel
191-1. Risiko kesehatan meningkat secara progresif dengan beratnya derajat
obesitas.
Tabel
Problem kesehatan yang disebabkan atau diperburuk oleh obesitas
Hal
atau tipe masalah
|
Penyakit,
Simtom, atau Kesulitan
|
Kardiovaskular
dan resirasi
|
Hipertensi; penyakit jantung koroner; vena
varikose; sindrom pickwickian.
|
Endokrin
dan resproduktif
|
Non-diabetes melitus tergantung insulin;
amenore, infertilitas; pre-eklampsia.
|
Gastrointestinal
|
Kolesistitis dan kolelitiasis; fatty liver
|
Psikiatri
dan sosial
|
Diskriminasi sosial
|
Muskuloskeletal
dan kulit
|
Osteoartrititis; iritasi dan infeksi kulit,
terutama pada lipatan kulit, striae
|
Keganasan
|
Kanker kolon, rektum, prostat, kandundung
empedu, buah dada, uterus, dan ovarium.
|
D.
Pengobatan
dan Penatalaksanaan Gizi pada Obesitas
Tujuan
dari intervensi adalah: (1) menurunkan lemak tubuh untuk mencapai berat badan
antara 20% berat badan ideal, (2) kembangkan kebiasaan makan yang lebih sehat,
(3) cegah kehilangan massa otot selama penurunan berat badan, dan (4)
pertahankan penurunan berat bafan.
E.
Penilaian
Penilaian diringkaskan pada
Tabel
Tabel Penilaian pada
obesitas dan pengontrolan berat badan
Hal-hal
yang dipertahatikan
|
Temuan-temuan
yang bermakna
|
Faktor-faktor
yang memberikan kontribusi terhadap obesitas
|
Riwayat
Zat
gizi yang biasa dimakan
Meliputi;
kebiasaan makan dan jajan; ukuran porsi; metode penyiapan makanan (digoreng,
ditumis,ditambah mentega atau margarin sebagai penyedap), saus, dan minuman
ringan (termasuk alkohol)
Kondisi dimana makan
terjadi
Penyimpanan
catatan dari makanan membantu seseorang mengetahui kondisi yang mempengaruhi
makan, bila ini meliputi: denagn siapa orang tersebut makan (sendirian, atau
bersama keluarga atau teman-teman); dimana dan kapan makan itu terjadi
(dimeja makan, sambil nonton televisi, ewaktu menyiapkan makanan, sewaktu
belajar); perasaan yang mempengaruhi makan (kesepian, membosankan,ansietas
atau depresi terhadap lapar)
Tingkat aktivitas
Meliputi:
Ada dua tidaknya jadwal olahraga yang teratur (jenis, frekuensi, lamanya, dan
intensita); aktivitas yang diperlukan selama kerja, sekolah, tugas rumah
tangga.
|
F.
Intervensi
Penurunan
berat badan dapat dicapai dengan mengkomsusi kalori lebih sedikit daripada
energi yang diperlukan. Metode untuk mencapai penurunan berat badan meliputi
diet, modifikasi perilaku, olahraga, operasi dan obat-obatan dan alat-alat
tertentu. Semua hal ini akan dibahas dalam bab ini.
1.
Menentukan sasaran dari berat badan
Pada
anak-anak berat badan ideal diperkirakan pada persentil 50 dari berat menurut
tinggi badan pada kartu pertumbuhan (lihat lampiran F). Untuk dewasa, berat
badan ideal dapat ditentukan dengan cara mengambil titik tengah dari tabel
berat badan yang diinginkan.
Berat
badan yang tidak lebih 20% dari berat badan ideal biasanya berhubungan dengan
sedikitnya risiko kesehatan. Walaupun demikian, individu obes harus
berpartisipasi dalam menetepkan sasaran berat badan ini. Terutama dengan 120%
dari berat baan ideal dianggap seperti berlebihan.
2.
Mempromosikan penurunan berat badan, sambil
mempertahankan massa otot
a. Diet
seimbang rendah kalori
Diet ini, berdasarkan pada makanan yang
biasa dipilih dari semua kelompok makanan, walaupun kalori rendah, cukup pada
semua sat gizi. Diet ini adalah pilihan yang terbaik pada individu dengan berat
badan kurang dari 30% kelebihan berat dan diijinkan kehilangan sekitar 0,5-1
kg/minggu. 1 kg lemak tubuh sama dengan sekitar 7000 kkal, jadi penurunan berat
badan ini terwujud dengan mengkosumsi kurang 500-1000 kalori dari keutuhan
total kalori yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan energi sehari.
Untuk menghitung keperluan kalori.
1) Tentukan
berat badan ideal dalam kilogram; bila BBI dalam pound, bagi dengan 2,2
2) Untuk
memperkirakan kebutuhan kalori setiap hari untuk memperhatikan berat badan,
kalian berat BBI dalam kiogram dengan; 20-25 kkal bila tidak ada aktivitas,
atau kali dengan 30 kkal bila beraktivitas sedang, atau kali 35-50 kkal bila
orang beraktivitas berat.
3) Untuk
menentukan kalori yang dibutuhkan untuk penurunan berat badan, kurangi
500-1000 kkal/hari dari kebutuhan kalori
yang diperlukan untuk mempertahankan agar dapat hilang 0,5-1 kg/minggu secara
berturut-turut; makan kurang dari 800 kkal/hari anggap diet sangat rendah
kalori (DSRK) dan tidak harus digunakan, kecuali di bawah kontrol dokter.
Penentuan
makanan setiap hari (lihat lampiran A) atau daftar penukar makanan ,
dipublikasikan oleh Asosiasi Diabetes Amerika, dapat dipakai untuk merencanakan
diet rendah kalori yang seimbang. Makanan yang rendah lemak dan tinggi
karbohidrat adalah yang diinginkan. Karbohidrat mempunyai kurang dari setengah
kalori lemak (per g), dan metabolisme dari karbohidrat menyebabkan lebih banyak
“efek termik” ata hilangnya panas (dan kehilangan kalori) daripada lemak.
b. Diet
sangat rendah kalori
Diet sangat rendah kalori (DSRK) adalah
menyiapkan hanya 400-800 kkal/hari. Diet formula khusus (contoh: optifast ) ada
di pasaran, dengan kalori hampir semuanya dalam bentuk proteinkualitas tinggi.
Ini terkadang disebut “protein sparing modified fast”(mempertahankan protein
dengan mengubah secara cepat). Aturan umum yaitu mengikuti diet rendah kalori
untuk 12-16 minggu, diikuti secara bertahap dengan makanan biasa lebih dari 3
minggu atau lebih lama. Pemasukan cairan nonkalori harus sedikitnya 2
liter/hari untuk mencegah dehidrasi. Kehilangan 1,5-2,3 kg/minggu terjadi pada
DSRK, dengan kehilangan lebih banyak pada pria. Diet ini dirancang untuk
mencegah hilangnya massa otot, tetapi ada juga kehilangan massa otot selama
periode diet ini. Karena itu penggunaannya terbatas hanya pada orang-orang yang
sedikitnya kegemukan 30%. Obesitas yang berat tidak hanya mengandung lemak
lebih banyak, tapi juga massa otot lebih besar dibandingkan individu yang
kurang gemuk. Akibatnya obesitas ringan akan kehilangan lebih banyak massa otot
selama pembatasan kalori yang sangat ketat dibandingkan orang yang obesitas
berat.
Diet
yang sekarang dipasarkan lebih aman daripada DSRK yang dipasarkan pada tahun
70-an, yang menyebabkan lebih dari 70 kematian, kebanyakan akibat atrofi
miokard, walaupun demikian, DSRK ini baru dapat dimulai setelah pasien menjalani
pemeriksaan kesehatan termasuk elektrokardiogram, dan peserta diet harus
menjalani pengukuran elektrolit secara teratur dan sering diperiksa oleh
dokter. Diet tanpa supervisi sering mengakibatkan dehidrasi, ketidakseimbangan
elektrolit, peningkatan asam urat, kelelahan hebat, pusing, dan sakit kepala;
pada penggunaan DSRK jangka panjang terdapat potensi disritmia ventrikular,
serta terjadi makanan yang berlebihan setelah menjalani diet yang sangat ketat.
Konseling
dan modifkasi perilaku adalah penting, karena setengah sampai duapertiga dari
kehilangan berat akan kembali naik bila tidak menjalani penyuluhan dan
modifikasi perilaku; modifikasi gaya hidup dapat mengurangi jumlah kenaikan
kembali berat badan sekitar sepertiga dari yang hilang.
c. mode
diet
Diet yang menjajikan kehilangan berat
badan dengan cepat sangat populer. Sayangnya , diet ini cenderung bukan yang
diinginkan karena hal-hal berikut: (1) makanan tidak cukup nilai gizinya, (2)
mereka memerlukan makanan yang mahal atau persiapan makanan yang banyak
memerlukan waktu, (3) biasanya makanan ini tidak aman untuk kesehatan, (4) cara
ini tidak membantu mengubah kebiasan buruk makan seseorang; karena itu
kehilangan berat akan segera kembali dengan cepat, (5 ) kebanyakan dari
kehilangan berat ini adalah cairan atau massa otot dibandingkan lemak.
Tabel Mode diet penurunan berat badan
Jenis diet
|
Contoh
|
Komentar
|
Diet
tinggi protein
“ketogenik”
Diet
yang tergantung pada makanan tertentu atau hormon yang terkandung untuk
membantu “pembakaran lemak” atau mengubah metabolisme
Makanan
subtitusi (diet minuman atau makanan subtitusi untuk makanan biasa)
|
Diet
scarsdale, dieet revolusi Dr. Atkins diet stillman
Diet
Beverly Hills, diet grapefruit: diet simeon
Diet
Cambridge;
Carnation
Slander, cairan Sego; Pillsbury Figurine
|
Diet-diet
ini sangat rendah karbohidrat untuk dapat mengindukdi ketosis: biasanya
menyebabkan penurunan berat badan dengan cepat akibat diuresis yang
berhubungan dengan ekskresi keton: kehilangan berat badan ini dengan cepat
kembali lagi : diet0diet ini biasanya rendah akan zat besi, kalsium kadang
vitamin B2: makanan ini tinggi akan lemak jenuh dan kolestrol
Baik
grapfriut atau diet lainnya atau kombinasi dari diet ini tidak membantu
pembakanaran lemak: diet beverly hills hanya mengijinkan buah-buahan tertentu
selama 10 hari pertama, lalu beberapa makanan lainnya ditambahkan secara
bertahap: diet ini tidak cukup dalam protein, zat besi, kalsium, seng, dan
zat gizi lainnya. Recana Simeon termasuk penyuntikan hormon. HCG (human
chorionik gonadatropin), dimana ini dikatakan (belum tentu benar) mempercepat
hilangnya lemak, tapi diet 500 kkal/hari yang menyertai HCG inilah yang
bertanggung jawab akan kehilangan berat badan yang tampak.
Diet
ini rendah kalori dan monoton: diet ini dapat menyebabkan penurunan berat;
membantu peserta diet mengubah kebiasaan makan, dan kehilangan berat ini
dengan cepat kembali lagi.
|
3.
Modifikasi perilaku
Modifikasi
perilaku, berhubungan dengan penurunan diet yang seimbang, membantu
mempromosikan penurunan berat badan yang menetap. Modifikasi perilaku ini harus
merupakan bagian dari semua program penurunan berat badan. Gambaran utama dari
program modifikas perilaku adalah:
a. Monitor
diri sendiri: pencatatan olahraga,
makanan yang dimakan, dan emosi dan lingkungan yang mempengaruhi pada waktu
mengkomsumsi makanan untuk memberikan dasar perencanaan untuk perubahan.
b. Kontrol
stimulus dan pengelolaan lingkungan: teknik yang didapatkan untuk membantu
mempelajari pemecahan hubungan antara isyarat lingkungan dan makanan yang
dimakan.
G.
Modifikasi
Perilaku untuk Memperomosikan Penurunan Berat atau Mempertahankan
1. Aturan
a. Kunyah
makanan secara perlahan-lahan, dan taruh sendok dan garpu diantara waktu
mengunyah.
b. Jangan
ke pasar atau ke toko untuk makanan pada waktu perut kosong.
c. Buatlah
daftar apa yang akan dibeli sebelum mulai belanja, dan jangan ditambahkan pada
waktu belanja.
d. Tinggalkan
sedikit makanan di piring setelah makan.
e. Isi
piring di dapur pada waktu makan, jangan taruh mangkuk terbua dengan maknana
diatas meja.
f. Makanlah
hanya pada satu atau dua tempat (contohnya: di dapur dan ruang makan)
g. Jangan
makan sewaktu aktivitas lain, seperti nonton televisi.
h. Jangan
makan sambil berdiri.
i. Tulis
di buku harian kapan dan di manna kamu makan, dan pada keadaan (contohnya,
membosankan, frutasi, ansientas). Waspadalah terhadap problem keadaan ini, dan
subtitusi aktivitas lain untuk makan.
j. Buatlah
penganan rendah kalori selalu ada setiap waktu.
k. Beri
hadiah pada diri sendiri untuk penurunan berat badan (contohnya, beli baju
baru, pergi ke konser atau berpinik atau jalan-jalan). Buatlah tahap demi tahap
untuk mencapai tahapan penurunan berat badan dengan hadiahnya untuk mencapai
sasaran yang diinginkan.
l. Bila
anda melanggar diet ini pada suatu keadaan, jangan gunakan ini untuk
memanfaatkan membatalkan diet ini semuanya, mengakui akan kesalahan yang
tejadi, lalu kembali pada program kontrol berat badan.
m. Bila
dihadapkan dengan makanan yang sangat menarik, ingat ini bukanlah waktumu yang
terakhir makan makanan ini. Jadi makanlah dengan porsi yang kecil.
1)
Dorongan
positif: sistem hadiah untuk mendorong perubahan perilaku
2)
Kontak:
tanda tangan kontrak antara terapis dan pasien yang meminta bantuan perubahan
perilak, buat garis besar dari akibat-akibat bila berbagai perubahan dibuat
atau tidak dibuat.
Akibat
dibawah ini memberikan anjuran untuk modifikasi perilaku untuk menurunkan dan
mempertahankan berat badan.
2. Olahraga
Aktivitas
yang melibatkan gerakan yang banyak dari otot-otot besar ini mempromosikan
kehilangan lemak sambil mempertahankan massa otot. Untuk mendapat hasil yang
terbaik, peserta diet harus melakukan olahraga 3 hari dalam seminggu,
menggunakan sedikitnya 300 kali setiap kali (atau 4 hari/ minggu yang membajar
200 kkal). Energi yang dikeluarkan untuk bbeberapa jenis olahraga diperlihatkan
pada Tabel 5-1.
3.
Operasi (penyekatan lambung)
Operasi
hanya dianjurkan pada individu obesitas berat atau abnormal dimana gagal
menurunkan berat badan dengan cara konvensional. Penyekatan lambung menciptakan
reservoir kecil (30-60 ml) pada bagian pintas lambung Roux-en Y retrokolika.
Lambung sepenuhnya disekat secara horizontal; jejunum direseksi dari duodenum
dan dihubungkan ke jejunum untuk memungkinkan drainase sekresi usus.
Simal
lambung, sehingga membatasi makanan yang dapat sekali dimakan. Pada gastroplasti (penjepitan lambung) (Gb.19- 1), lambung
disekat sehingga ada pembuaan kecil ( 10-12mm ) diantara reservoir dihubungkan
dengan jejunom, sehingga memintas lambung bagian disyal dan duodenum
4. Hasil
penyekat lambung
a. 90%
dari pasien dari pintas lambung kehilangan paling sedikit 50% dari kelebihan
berat badan.
b. Hanya
30-50% pasien akan mencapai berat badan kurang dari 125% berat badan ideal.
c. 90%
penurunan berat badan terjadi pada tahun pertama setelah operasi, dan banyak
pasien kembali naik berat badannya setelah 1-2 tahun operasi.
Diet khusus dan modifikasi prilaku
diperlukan setelah dilakukab penyekat lambung. Ini akan dibahas pada bagian
pendidikan pasien.
5. Obat-obatan
dan alat
Penekan
nafu makan seperti fenfluramin (pondimin) kadang diresepkan sebagai pembantu
untuk pengurangan diet. Ketergantungan obat dapat terjadi, dan penurunan berat
badan akibat penggunaan obat ini jarang dapat dipertahankan. Obat-obatan, bila
digunakan biasanya diresepkan 6-8 minggu pertama dari program diet, untuk
memudahkan agar pasien terbiasa dengan kebiasaan makan yang baru.
Gastric
bubble adalh plastik yang tidak dapat dikempeskan dan alat ini dimasukan
didalam lambung untuk memenuhi perasaan penuh dan kenyang, digunakan bersamaan
dengan diet dan modivikasi prilaku. 800-100kkal cairan atau diet lunak dimakan
selama gelembung plastik ini ditaruh dilambung. Komplikasi yang terjadi adalah
ulkus peptikum, obstruksi pilorus atau usus, nausea dan vomitus.
H.
Pendidikan
pasien
Mencapai
kehilangan lemak sambil mempertahankan masa otot dan melatih kebiasaan makan,
sehingga penurunan berat badan ini dapat dipertahankan.
Kontrol
berat badan merupakan proses seumur hidup. Bila berat badan sudah kurang, maka
perhatikan harus ditunjukan kepada bagaimana mempertahankan berat badan ini.
Pasien harus berpikir mengubah gaya hidup dari pada mengubah cara makan saja
untuk kontrol berat badan, diharapkan pasien tidak kembali pada kebiasaan lama
makan atau berat badan akan kembali naik perubahan ini dicapai melalui diet,
olahraga, dan modifikasi prilaku.
1. Diet
rendah kalori
Umumnya pasien dewasa dan remaja dapat
belajar untuk memakai daftar penukar untuk merencanakan makanan yang ada dari
asosiasi diabetes amerika, yang memungkinkan fleksibel dan lebih mudah. Dari pada
menghitung kalori. Pasien dapat menggunakan prencanaan diet lainnya yang
dijumpai dimajalah-majalah atau buku-buku atau organisasi pendukung lainnya.
Untuk membantu evaluasi rencana diet, para ahli dapt membantu pasien dengan
penuntun pada kontak dibawah ini dianak-anak pra sekolah dan usia sekolah dapt
digunakan rencana “lampu lalulintas”. Makan kurang dari 20kkl/ saji adalah
makanan hijau, atau jalanan, dan dapat dimakan dengan bebas.
Karakteristik
program kontrol berat badan yang aman
dan efekif.
a. Perencanan
diet termasuk lebih dari 800kkal/hari.
b. Perencanaan
diet termasuk makanan dari semua kelompok makanan.
c. Tidak
dianjurkan produk magik untuk pembakar lemak atau pengurangan nafsu makan.
d. Tuntutan
untuk penurunan berat badan tidak boleh lebih dari rata-rata 1kg/minggu.
e. Dianjurkan
untuk olahraga.
f. Rencana
ini dapat perubahan eprilaku dan kebiasaa.
g. Rencana
ini dapat dicocokan pada gaya hidup seseorangan.
h. Biaya
rencana ini masuk diakal.
Makan
hijau termasuk penyedap dan bumbu dan sebagian besar sayuran seperti asparagus.
kuning adalah makanan utama pada diet: makanan dapat dimakan dengan hati-hati.
Contohnya jagung, ayam bakar, susu skim, dan english muffins. Makanan merah,
atau stop yaitu makanan yang tinggi kalori. Jangan lebih dari 4 sajian makanan
merah dalam seminggu. Beberapa contoh makanan merah adalah remis, buah-buahan
dalam sirup kental, ayam goreng, susu fullcream, dan donat.
Beberapa anjuran yang dapat
membantu pasien:
a. Pasien
diet harus menimbangan dan mengukur makanan sebagai pembantu dalam mempelajari
dan mengenal ukuran saji.
b. Makana
berserat tinggi memerlukan waktu lebih lama untuk dicerna dari pada makan
rendah serat, dan rasa kenyang (penung dan puas) dapat dicapai dengan sedikit
kalori bila memakan makanan berserat tinggi.
c. Lemak
adalah sumber kalori yang paling tinggi. Kurang penggunaan lemak, gunakan
daging yang tidak berlemak atau ayam tanpa kulit dan jangan makan lebih dari 6
oz ( sekitar ukuran 2 kartu dek atau 170g)/hari. Rebus, bakar, atau kkus
makanan dari pada digoreng. Gunakan rempah-rempah, bumbu dan air jeruk nipis
atau penyedap yang rendah kalori lainnya dari pada mentega, margarin, minyak
zaitun, atau garam babi. Pililah susu skimm dan makana yang dibuat dari susu
skim. Batasi makanan dengan lemak “tersembunyi” seperti donat, pie crust,
crossants,muffins dan roti yang dibuat dengan cepat. Pilihlah es buah, buhan
segar, atau kue-kue yang rendah kalori (gingersnaps newtons) dari pada eskrim,
cake, pie, atau kue-kue yang tinggi kadar lemaknya.
d. Jangan
harapkan penurunan berat badan yang cepat dan mudah. Kenaikan berat badan
berlangsung perlahan-lahan, begitu juga penurunan berat badan. Bila
tergelincir/gagal jangan kecewa dan depresi: mulai dengan amkan yang baik dan
olahraga.
2. Olahraga
Kebutuhan
individu untuk membentuk pengembangan program olahraga yang memenuhi kriteria
pada intervenasi yang dapat dipertahankan untuk masa depan. Selain perencanan
program olahraga, seseorang dapat meningkatkan energi kelurkan selama aktivitas
sehari-hari. Secara khususnya, seseorang dapat memarkir kendaraanya lebuh jauh
dari tempat berbelanjan, berjalan kaki kendaraan lebih jauh dari tempat
berbelanja bilamana mungkin, mengunakan secara sesuatu secara manual dari pada
menggunakan alat dengan tenaga listrik, dan mengunakan tangga dari pada
eskalator dan elevator.
3. Modifikasi
prilaku
Modifikasi prilaku
merupakann hal yang angan penting dalam mempertahankan penurunan berat badan.
Memperlambat kecepatan makan sangan menguntungkan. Pasien harus diajarkan makan
dengan teman atau keluarga dan pembicara waktu makan, meletakan sendok dan
garpu setelah penyap dan mengigi, mengunyah makanan dengan baik, berserat
lainnya. Kotak pada hal.354 menyediakan
teknik modifikasi prilaku lainya yang sudah ditemukan sangat membentu.
Telah
ditemukan bahwa beberapa karakteristik gaya hidup dan cara menangulangi masalah
yang lebih sering terdapat pada wanita yang sebelumnya obes yang mempertahankan
berat badan dari pada yang naik berat badannya: lahraga secara teratur, sadar
akan kebiasaan makan, mengunakan dukungan sosial yang ada, menghadapi masalah
secara langsung dan mengunakan secara strategi yang dibuat secara personal
untuk menghindari makan berlebihan. Rencana intervensi prorangan angat penting
untuk keberhasilan dari penurunan berat dan mempertahankannya.
4. Memakan
lebih banyak makanan sehat
Individu
obes sering dijumpai diet yang buruk, dengan sering tidak makan pagi dan tidak
cukup vitamin dan mineral yang masuk. Kebiasaan makan yang terbentuk, selama
penurunan berat haru diubah kualitas, dietnya dengan cara positif. Pasien harus
dianjurkan bahwa:
a. Semua
makana dapat dimakan dalam jumlah tidak berlebihan, wakaupun demikinaan,
makanan yang kaya kalori dan sedikit nilai gizi (mentega, margarin, kuah salad,
gula pasir, gula-gula, sirup, jam, dessert, pastries, minuman ringan dan
minuman buah) harung dikurangi. Konsentrasikan pada makanan pada kaya nilai
gizi dibandingkan dengan kalori yang diberikan.
b. Individu
yang mengkomsumsi kurang dari 1200kkal/hari perlu suplemen vitamin dan mineral karna
kesulitan yang dihadapi untuk mempertahankan cukup niali gizi yang masuk
sebanding dengan pembantasan kalori.
c. Hilangkan
gangguan makanan dengan menurunkan berat badan. Ini sering membuat idividu
sangat lapar sehingga dia makan berlebihan pada waktu makan berikutnya. Lebih
jauh, penurunan berat badan umumnya dipermudah dengan membagi kalori yang
diijinkan menjadi beberapa makanan lebih kecil/ hari, dari pada makan dua atau
tiga makanan yang berlebihan.
5. Mencari
bantuan
Bantuan
dan dorongan sangat penting. Keduanya dapat diproleh dari konseling kelompok
atau inidividu melalui depatermen rawat jalan, ahli gizi, atau psikolog pada
praktek suwasta, atau pemimpin kelompok masyarakat. Sumber-sumber bantuan ini
dapat dievaluasi dengan menuntun didalama kotak pada halama 358 (tentang
karakteristik program penurunan berat yang aman dan efektif) anggota keluarga
dan teman-teman juga merupakan sumber bantuangn dan dorongan yang sangat
berharga.
I.
Pertahankan
kebiasaan makan yang baik setelah operasi untuk obesitas
Langkah-langkah
berikut ini dapat membantu pasien menerima hasil yang optimal dari operasi dari
sambil menghindari komplikasi:
1. Perubahan
prilaku makan selam dua tahun pertama setelah operasi sngat penting. Selama
waktu ini, efek dari operasi mendorong pasien bekerja kerang dengan menurunkan
jumlah makanan yang dapt dimakan tampa gangguan. Setelah titik ini, operasi
memberikan keuntungan lebih sedikit. Pasien harus beradaptasi pada teknik makan
dengan lambat (lihat kotak pada halama 354), hindari makanan pada kalori
(lemak,pastry, kembangula dan coklat, minuman yang manis), makan yang teratur,
dengan prosi kecil.
2. Nausea
dan vomitus adalah problem yang paling sering terjadi, dan obstruksi dari
saluran pencernan kemungkinan terjadi setelah operasi. Untuk mencegah problem
ini maka makanan pertama yang diberikan adalah makanan cair atau campuran,
bubur saring. Setelah 6-8 minggu pertama setelah operasi, makanan kemudian
menjadi makanan lunak lalu makanan biasa. Pasien harus mengunyah makanan dengan
betul, dan makan dengan lambat dan makan dengan prosi kecil.
3. “dumping
sindrom” dengan nausea, lemah, takikardia, dan diare, dapat terjadi pada pasien
dengan pintas lambung keluhan ini dapat dikurangi dengan menghindari minum sewaktu
makan (setela priode operasi) dianjurkan pintas lambung lebih diingkan dari
pada gastroplasti untuk individu yang mengguanakn gula lam jumlah banyak karna
mereka akan kehilangan berat lebih banyak dengan operasi pintas lambunng
perbaikan dalam kehilangan berat kemungkinan akibat dari ”dumping
sindrom”.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Obesitas
yang diukur dengan indeks massa tubuh dapat dibagi menjadi obesitas perifer dan
obesitas sentral atau abdominal berdasarkan lingkaran perut. Bagi orang Asia,
lingkaran perut pada laki-laki harus kurang dari 90 cm sementara pada wanita
kurang dari 80 cm. Jadi, IMT yang melebihi 23 dengan lingkaran perut lebih dari
90 cm pada laki-laki dan 80 cm pada wanita dapat digolongkan kedalam obesitas
abdominal. Obesitas relatif resisten terhadap intervensi medis, farmakologis
ataupun nutrisi, khususnya obesitas abdominal pada orang-orang yang berusia
diatas 40 tahun. Tujuan utama dalam terapi obesitas adalah untuk memberikan
diet yang secara nutrisi memadai dan menentukan asupan kalori/pemakaian energi
pada tingkat yang akan penggalakkan penurunan berat secara bertahap sebesar 2-3
kilogram/bulan. (Hartono,Andry. 2006)
B. Saran
1. Mahasiswa-mahasiswi
Mahasiswa
dan mahasiswi dapat mengerti tentang pelajaran Ilmu Gizi dan Diet
2. Institusi
Institusi dapat
memfasilitasi dengan fasilitas yang memadai sehingga dapat mendukung
tercapainya makalah yang baik dan benar
DAFTAR
PUSTAKA
Almatsier,Sunita.2001.Prinsip
Dasar Ilmu Gizi.Jakarta:Gramedia Pustaka Utama
Hartono,Andry.2006.Terapi
Gizi dan Diet Rumah Sakit.Jakarta:EGC
Moore,Mary
Courtney.1997.Buku Pedoman Terapi Diet dan Nutrisi.Jakarta:Hipokrates
0 komentar:
Posting Komentar