BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pengetahuan
tentang proses pengembangan empiris teori/model konseptual merupakan dasar
untuk memahami disiplin ilmu keperawatan, sehingga perawat menyadari kebutuhan
akan teori-teori keperawatan untuk membimbing penelitian dan praktek
profesional keperawatan/ pelayanan keperawatan dimana kualitas pelayanan
keperawatan sangat mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan. Peningkatan mutu pelayanan keperawatan akan berjalan dengan baik jika didukung dengan adanya
pengembangan model teori keperawatan karena teori keperawatan sangat penting
bagi pengembangan profesionalisme keperawatan. Salah satu
teori keperawatan yang memberikan pengaruh di dalam pelayanan keperawatan
adalah A Theory of Caring yang diperkenalkan oleh (Kristen Swanson)
Kristen swanson (1991) mempelajari
tentang klien dan pengasuh profesional
dalam upaya mengembangkan teori
caring untuk praktek keperawatan. Tiga
kelompok
berbeda diwawancarai: wanita yang mengalami keguguran, orang tua,
dan seorang ibu yang baru melahirkan
yang sedang dirawat di ruang perawatan
intensif.
Semua kelompok berada di perinatal (sebelum, selama, atau setelah
kelahiran anak), pengaturan atau konteks dan pengalaman fenomena caring.
Peneliti bertanya kepada kelompok setiap pertanyaan tentang bagaimana
pengalaman
mereka dan ekspresi caring dalam situasi yang mereka alami. Setelah menganalisa
cerita dan deskripsi dari tiga kelompok, swanson mengembangkan teori
caring. Swanson mendefinisikan caring sebagai cara memelihara untuk berhubungan
dengan nilai lain, kepada siapa seseorang merasa suatu pribadi yang sadar
akan komitmen dan tanggung jawab. Teori ini mendukung klaim bahwa caring adalah
fenomena keperawatan pusat tetapi tidak harus unik terhadap praktek keperawatan.
1.2
Tujuan
A.
Tujuan
Umum
Untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Caring Management
B.
Tujuan Khusus
1. Untuk
menambah pengetahuan tentang pengertian Caring secara umum
2. Untuk
mengetahui pengertian dari Swanson mengenai Caring
3. Untuk
menambah pengetahuan prilaku caring dalam praktik keperawatan
1.3 Sistematika Penulisan
Bab
I : terdiri dari pendahuluan: latar belakang, tujuan, sistematika penulisan
Bab
II : terdiri dari pembahasan : pengertian caring menurut para ahli, caring
menurut Swanson, struktur caring Swanson, dimensi
caring menurut kristen swanson
Bab
III : terdiri dari penutup : kesimpulan dan saran
Daftar
pustaka
BAB II
TINJAUAN
TEORI
2.1 Pengertian Caring Secara Umum
Florence
nightingale (1860) : caring adalah tindakan yang menunjukkan pemanfaatan
lingkungan pasien dalam membantu penyembuhan, memberikan lingkungan bersih,
ventilasi yang baik dan tenang kepada pasien.
Delores gaut
(1984) : caring tidak mempunyai pengertian yang tegas, tetapi ada tiga makna
dimana ketiganya tidak dapat dipisahkan, yaitu perhatian, bertanggung jawab,
dan ikhlas.
Crips dan
Taylor (2001) : caring merupakan fenomena universal yang mempengaruhi bagaimana
seseorang berpikir, merasakan, dan berperilaku dalam hubungannya dengan orang
lain.
Jean watson
(1985) : caring merupakan komitmen moral untuk melindungi, mempertahankan, dan
meningkatkan emosional pada klien, keluarga, dan kerabatnya secara verbal
maupun nonverbal.
2.2 Pengertian Caring Menurut Swanson
Swanson
(1991) menjelaskan middle range theory of caring. Caring didefinisikan
sebagai ´a nurturing way of relating to a valued other toward whom one feels
a personal sense of commitment and responsibility`. Kata kunci dari
definisi tersebut adalah memberikan asuhan keperawatan yang bernilai kepada klien
dengan penuh rasa komitmen dan tanggung jawab.
Swanson
mampu memahami ruang lingkup caring secara keseluruhan dan
pada saat yang sama menguraikan dimensi spesifik dari apa yang diperlukan
seorang perawat untuk merawat pasien. Salah satu hal paling penting yang
memberikan kontribusi pada teori keperawatan dalam hal ini, yaitu argumen bahwa
pasien seharusnya tidak hanya dilihat sebagai individu yang terpisah, melainkan
sebagai manusia seutuhnya, yang saat ia menulis "berada di tengah-tengah
dan yang menjadi keutuhan dibuat nyata dalam pikiran, perasaan dan perilaku
"(Swanson, 1993). Hal yang menarik tentang pengertian pasien ini adalah
bahwa Swanson selalu menempatkan peran perawat dalam proses becoming tersebut.
Jadi dalam aspek kesehatan becoming tersebut, perawat tidak
hanya menjadi dispenser pengobatan medis, tetapi juga merupakan mitra dalam
membantu pasien lebih dekat dengan tujuannya (well-being).
Teori caring
Swanson menyajikan permulaan yang baik untuk memahami kebiasaan dan proses
karakteristik pelayanan. Teori caring Swanson menjelaskan tentang proses caring
yang terdiri dari bagaimana perawat mengerti kejadian yang berarti di dalam
hidup seseorang, hadir secara emosional, melakukan suatu hal kepada orang lain sama
seperti melakukan terhadap diri sendiri, memberi informasi dan memudahkan jalan
seseorang dalam menjalani transisi kehidupan serta menaruh kepercayaan
seseorang dalam menjalani hidupnya.
2.3 Struktur Caring Swanson
Asumsi dasar
dari teori ini ditemukan dalam gagasan caring yang dijelaskan
Swanson. Menurut Swanson, caring adalah proses multifaset yang
terus ada dalam dinamika hubungan pasien-perawat. Ada yang melihat proses ini
sebagai hubungan yang linear, namun juga harus dianggap sebagai hubungan siklik,
dan proses yang terjadi harus selalu diperbarui karena peran perawat untuk
membantu klien mencapai kesehatan dan kesejahteraan.
Secara umum,
proses yang terjadi sebagai berikut, pertama perawat membantu klien
mempertahankan keyakinannya, yang berarti bahwa perawat mendorong pasien dan
membantu untuk memperkuat harapan mereka mengatasi kesulitan saat ini. Hal ini
sangat penting terutama dalam kasus di mana pasien menghadapi penyakit yang
mengancam nyawa seperti kanker, atau peristiwa yang sangat traumatis seperti
keguguran (Swanson & Wojnar, 2004).
Sebagai
pelengkap dan langkah berikutnya dalam proses untuk mempertahankan keyakinan,
adalah "knowing". Dalam proses “knowing”, perawat berusaha untuk
memahami apa arti situasi yang terjadi saat ini bagi pasien, hal ini muncul
dalam bentuk latihan sebagai seorang perawat, yang menciptakan seseorang dengan
rasa tertentu bagaimana kondisi fisik dan psikologis dapat mempengaruhi
seseorang secara keseluruhan. Dengan mengetahui apa yang dialami pasien, perawat
kemudian dapat melanjutkan proses "do for", ada untuk memberikan
tindakan terapi dan intervensi bagi pasien. Proses “do for”, diikuti dengan
proses "enabling" yang memungkinkan pasien untuk mencapai kesehatan
dan kesejahteraannya.
2.4 Dimensi Caring Menurut Kristen Swanson
Menurut Swanson ada lima dimensi
yang mendasari konsep Caring antara lain :
A. Maintaining Belief
Yaitu
menumbuhkan keyakinan seseorang dalam melalui setiap peristiwa hidup dan
masa-masa transisi dalam hidupnya serta menghadapi masa depan dengan penuh
keyakinan, meyakini kemampuan orang lain, menumbuhkan sikap optimis, membantu
menemukan arti atau mengambil hikmah dari setiap peristiwa, dan selalu ada
untuk orang lain dalam situasi apa pun. Tujuannya adalah untuk memungkinkan
orang lain terbantu dalam batas-batas kehidupannya sehingga mampu menemukan
makna dan mempertahankan sikap yang penuh harapan. Memelihara dan
mempertahankan keyakinan nilai hidup seseorang adalah dasar dari caring dalam
praktek keperawatan.
Subdimensi:
1)
Believing in
Perawat
menanggapi apa yang klien rasakan dan percaya bahwa perasaan – perasaan
tersebut bisa terjadi dan wajar terjadi pada siapapun yang sedang dalam
masa transisi.
2)
Offering a hope-filled attitude
Menunjukkan perilaku bahwa perawat sepenuhnya peduli/care
terhadap masalah yang dialami dengan sikap tubuh, kontak mata dan intonasi
bicara perawat.
3)
Maintaining realistic optimis
Menjaga dan
menunjukan optimisme perawat dan harapan terhadap apa yang menimpa klien secara
realistis dan berusaha mempengaruhi agar klien mempunyai optimisme dan harapan
yang sama.
4)
Helping to find meaning
Membantu
klien menemukan makna akan masalah yang terjadi sehingga klien perlahan -
lahan menerima bahwa setiap orang dapat mengalami apa yang dialami klien.
5)
Going the distance (menjaga jarak)
Semakin
jauh menjalin/menyelani hubungan dengan tetap menjaga hubungan
sebagai perawat-klien yang tujuan akhir dalam tahap ini adalah kepercayaan
klien sepenuhnya terhadap perawat dan responsibility serta caring secara total
oleh perawat kepada klien.
B. Knowing
Knowing
adalah berjuang untuk memahami peristiwa yang memiliki makna dalam kehidupan
klien. Mempertahankan kepercayaan adalah dasar dari caring keperawatan, knowing adalah
memahami pengalaman hidup klien dengan mengesampingkan asumsi perawat
mengetahui kebutuhan klien, menggali/menyelani informasi klien secara detail,
sensitive terhadap petunjuk verbal dan non verbal, fokus kepada satu tujuan
keperawatan, serta melibatkan orang yang memberi asuhan dan orang yang diberi
asuhan dan menyamakan persepsi antara perawat dan klien. Knowing adalah
penghubung dari keyakinan keperawatan terhadap realita kehidupan.
Subdimensi:
1)
Avoiding assumptions
Menghindari asumsi-asumsi
2)
Assessing thoroughly
Melakukan pengkajian
menyeluruh meliputi bio psikososial spitual dan kultural
3)
Seeking clues
Perawat menggali informasi - informasi secara mendalam
4)
Centering on the one cared for
Perawat
berfokus pada klien dalam melakukan asuhan keperawatan
5)
Engaging the self of both
Melibatkan
diri sebagai perawat secara utuh dan bekerja sama dengan klien dalam melakukan
asuhan keperawatan yang efektif
C.
Being
With
Being with maksudnya tidak hanya hadir secara fisik,
tetapi juga komunikasi, berbagi perasaan tanpa beban dan secara
emosional bersama – sama klien dengan maksud menawarkan kepada
klien dukungan, kenyamanan, pemantauan dan mengurangi intensitas
perasaan yang tidak diinginkan.
Subdimensi:
1)
Non-burdening
Perawat
bekerjasama dengan klien tanpa memaksa kehendak kepada klien dalam melakukan
tindakan keperawatan
2)
Convering availability
Menunjukan
kesediaan perawat dalam membantu klien dan memfasilitasi klien untuk mencapai tahap
kesejahteraan / well being.
3)
Enduring with
Bersama-sama
berkomitmen dengan klien berusaha dalam meningkatkan kesehatan klien
4)
Sharing feelings
Berbagi
pengalaman bersama klien yang berkaitan dengan usaha peningkatan kesehatan
klien.
D.
Doing
For
Doing for berarti bersama – sama melakukan sesuatu
tindakan yang bisa dilakukan, mengantisipasi kebutuhan yang diperlukan,
kenyamanan, menjaga privasi dan martabat klien.
Subdimensi:
1)
Comforting ( memberikan kenyamanan)
Dalam melakukan tindakan keperawatan dilakukan dengan memberikan kenyamanan
pada klien dan menjaga privasi klien.
2)
Performing competently ( menunjukkan ketrampilan)
Tidak hanya
berkomunikasi dan memberikan kenyaman dalam
tindakannya, perawat juga menunjukkan kompetensi atau skill sebagai
perawat professional
3)
Preserving dignity (menjaga martabat klien)
Menjaga martabat klien sebagai individu atau memanusiakan manusia.
4)
Anticipating ( mengatisipasi )
Perawat
dalam melakukan tindakan selalu meminta persetujuan klien dan
keluarga
5)
Protecting (melindungi)
Melindungi
hak-hak pasien dalam memberikan asuhan keperawatan dan
tindakan medis
E.
Enablings
Enabling adalah memampukan atau memberdayakan klien,
memfasilitasi klien untuk melewati masa transisi dalam hidupnya dan
melewati setiap peristiwa dalam hidupnya yang belum pernah dialami dengan
memberi informasi, menjelaskan, mendukung dengan focus masalah yang relevan,
berfikir melalui masalah dan menghasilkan alternative pemecahan masalah
sehingga meningkatkan penyembuhan klien atau klien mampu melakukan tindakan
yang tidak biasa dia lakukan dengan cara memberikan dukungan, memvalidasi
perasaan dan memberikan umpan balik / feedback.
Subdimensi:
1)
Validating (memvalidasi)
Memvalidasi semua tindakan yang telah dilakukan
2)
Informing( memberikan informasi)
Memberikan
informasi yang berkaitan dengan peningkatan kesehatan klien dalam rangka
memberdayakan klien dan keluarga klien.
3)
Supporting (mendukung)
Memberikan dukungan kepada klien dalam mencapaikesejahteraan / well
being sesuai kapasitas sebagai perawat
4)
Feedback (memberikan umpan balik)
Memberikan
umpan balik terhadap apa yang dilakukan oleh klien dalam usahanya mencapai
kesembuhan / well being
5)
Helping patients to focus generate alternatives
(membantu pasien untuk focus dan membuat alternative)
Menolong
pasien untuk selalu fokus dan terlibat dalam program peningkatan kesehatannya baik tindakan keperawatan maupun tindakan
medis. (Potter & Perry, 2009)
2.5 Asumsi Teori Caring Terhadap Konsep Sentral Disiplin
Ilmu Keperawatan
A. Manusia
Asumsi
Swanson tentang caring sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Watson (1985)
bahwa manusia merupakan makhluk yang unik dan utuh yang memiliki pemikiran,
perasaan dan tingkah laku. Pengalaman hidup dari setiap orang dipengaruhi oleh
warisan genetik, anugerah spiritual, dan kebebasan memilihnya.
B. Kesehatan
Perawat
tidak hanya berfokus bagaimana klien sembuh dari penyakitnya tetapi perawat
membantu klien untuk dapat mencapai, memelihara, atau mendapatkan kembali
tingkat kesehatan atau kesejahteraan hidupnya yang optimal. Pada saat perawat
berfokus pada kesehatan sebagai suatu kesejahteraan hidup, perawatan yang
diberikan haruslah meliputi manusia sebagai manusia yang utuh yaitu menjadi
seseorang, bertumbuh, merefleksikan diri dan selalu berusaha untuk dapat berhubungan
dengan sesamanya (Swanson, 1993).
Untuk dapat
mengalami kesejahteraan adalah dengan hidup sebagai subjektif, memiliki arti,
berpengalaman sebagai manusia seutuhnya. Utuh melibatkan adanya pengertian
integrasi dan menjadi seseorang berarti semua aspek menjadi seseorang bebas
untuk diekspresikan. Aspek yang di maksud adalah : spiritualitas, pemikiran,
perasaan, inteligen, kreativitas, hubungan, feminine, maskulin dan seksualitas
(Swanson, 1993).
C. Lingkungan
Lingkungan
didefiniskan sebagai sesuatu yang situasional. Di dalam
keperawatan sendiri, lingkungan adalah suatu konteks yang
mempengaruhi atau yang terpengaruh oleh klien. Pengaruh itu sendiri ada
beberapa termasuk budaya, politik, ekonomi, sosial, biofisik, psikologi
dan spiritual. Pada saat kita mencari tahu tentang pengaruh
lingkungan terhadap seseorang, ada baiknya untuk mempertimbangkan tuntutan,
kendala dan sumber – sumber yang membawa kepada situasi tersebut dan lingkungan
di sekitarnya (Klausner, 1971).
D. Perawat
Swanson
(1991,1993) mendefinisikan keperawatan atau pemberian pelayanan keperawatan
untuk mencapai kesejahteraan individu. Swanson meyatakan bahwa ilmu keperawatan
dibentuk dari ilmu pengetahuan keperawatan ilmu pengetahuan lain seperti etika,
kepribadian, estetika yang dijadikan nilai-nilai dan harapan individu dan
social secara manusiawi dan berdasarkan pengalaman.
2.6 Perilaku Caring dalam
Praktik Keperawatan
Pandangan
Swanson (1993) tentang keperawatan adalah siapa yang kita layani,
bagaimana kita memberikan pelayanan dan kenapa kita terus untuk
melayani merupakan keharusan bagi perawat untuk dapat
mengintegrasikan ilmu pengetahuan, diri sendiri, fokus pada kemanusian dancaring. Yang
kemudian disempurnakan dengan adanya transaksi antara keperawatan, setiap
perawat dan klien bahwa perawat adalah profesi yang memiliki komitmencaring,
pemeliharan akan martabat manusia dan meningkatkan kesehatan.
Swanson
(1991) mempelajari tentang klien dan profesi pemberi layanan dalam
usahanya untuk membuat teori tentang caring dalam praktik
keperawatan yang bermanfaat dalam memberikan petunjuk bagaimana membangun
strategi caring yang berguna dan efektif. Teori caringSwanson
ini juga menyajikan permulaan yang baik untuk memahami kebiasaan dan proses
karakteristik pelayanan yang berisi lima kategori atau proses.
Caring secara umum
dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi orang lain,
pengawasan dengan waspada, perasaan empati pada orang lain dan perasaan cinta
atau menyayangi.Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan
karena caringmerupakan suatu cara pendekatan yang dinamis, dimana
perawat bekerja untuk lebih meningkatkan kepeduliannya kepada klien. Dalam
keperawatan, caring merupakan bagian inti yang penting
terutama dalam praktik keperawatan (Nanda Sartika, 2010).
Tindakan caring bertujuan
untuk memberikan asuhan fisik dan memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa
aman dan keselamatan klien. Kemudian caring juga menekankan
harga diri individu, artinya dalam melakukan praktik keperawatan, perawat
senantiasa selalu menghargai klien dengan menerima kelebihan maupun kekurangan
klien sehingga bisa memberikan pelayanan kesehatan yang tepat. Penilaian
terhadap seorang perawat dapat terlihat dari perilaku Caring yang
dimiliki perawat. Teori Caring Swanson menyajikan permulaan
yang baik untuk memahami kebiasaan dan proses karakteristik pelayanan.
Teori Caring Swanson (1991) menjelaskan tentang proses Caring yang
terdiri dari bagaimana perawat mengerti kejadian yang berarti di dalam hidup
seseorang, hadir secara emosional, melakukan suatu hal kepada orang lain sama
seperti melakukan terhadap diri sendiri, memberi informasi dan memudahkan jalan
seseorang dalam menjalani transisi kehidupan serta menaruh kepercayaan
seseorang dalam menjalani hidup. (Potter & Perry, 2009 : 112).
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teori caring
Swanson menyajikan permulaan yang baik untuk memahami kebiasaan dan proses
karakteristik pelayanan. Teori caring Swanson menjelaskan tentang proses caring
yang terdiri dari bagaimana perawat mengerti kejadian yang berarti di dalam
hidup seseorang, hadir secara emosional, melakukan suatu hal kepada orang lain
sama seperti melakukan terhadap diri sendiri, memberi informasi dan memudahkan
jalan seseorang dalam menjalani transisi kehidupan serta menaruh kepercayaan
seseorang dalam menjalani hidupnya.
Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik maupun mental,
keterbatasan pengetahuan serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan
melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan dalam
upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan serta
pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan utama
(Primary Health care) untuk memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan hidup
sehat dan produktif.
3.2 Saran
A. Mahasiswa
Mahasiswa
dan mahasiswi dapat mengerti tentang caring secara umum dan menurut Swanson,
dimensi, asumsi, periaku yang dikemukakan oleh
Swanson.
B. Institusi
Institusi
dapat memfasilitasi dengan fasilitas yang memadai sehingga dapat mendukung
tercapainya makalah yang baik dan benar.
0 komentar:
Posting Komentar