Jumat, 09 Desember 2016

makalah caring management menurut Swanson

Edit Posted by with No comments
BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Pengetahuan tentang proses pengembangan empiris teori/model konseptual merupakan dasar untuk memahami disiplin ilmu keperawatan, sehingga perawat menyadari kebutuhan akan teori-teori keperawatan untuk membimbing penelitian dan praktek profesional keperawatan/ pelayanan keperawatan dimana kualitas pelayanan keperawatan sangat mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan. Peningkatan mutu pelayanan keperawatan akan berjalan dengan baik jika didukung dengan  adanya pengembangan model teori keperawatan karena teori keperawatan sangat penting bagi pengembangan profesionalisme keperawatan.   Salah satu teori keperawatan yang memberikan pengaruh di dalam pelayanan keperawatan adalah A Theory of Caring yang diperkenalkan oleh  (Kristen Swanson)

Kristen swanson (1991) mempelajari tentang klien dan pengasuh profesional
dalam upaya mengembangkan teori caring untuk praktek keperawatan. Tiga
kelompok berbeda diwawancarai: wanita yang mengalami keguguran, orang tua,
dan seorang ibu yang baru melahirkan yang sedang dirawat di ruang perawatan
intensif. Semua kelompok berada di perinatal (sebelum, selama, atau setelah kelahiran anak), pengaturan atau konteks dan pengalaman fenomena caring. Peneliti bertanya kepada kelompok setiap pertanyaan tentang bagaimana
pengalaman mereka dan ekspresi caring dalam situasi yang mereka alami. Setelah menganalisa cerita dan deskripsi dari tiga kelompok, swanson mengembangkan teori caring. Swanson mendefinisikan caring sebagai cara memelihara untuk berhubungan dengan nilai lain, kepada siapa seseorang merasa suatu pribadi yang sadar akan komitmen dan tanggung jawab. Teori ini mendukung klaim bahwa caring adalah fenomena keperawatan pusat tetapi tidak harus unik terhadap praktek keperawatan.




1.2    Tujuan
A.  Tujuan Umum
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Caring Management
B.   Tujuan Khusus
1.    Untuk menambah pengetahuan tentang pengertian Caring secara umum
2.    Untuk mengetahui pengertian dari Swanson mengenai Caring
3.    Untuk menambah pengetahuan prilaku caring dalam praktik keperawatan

1.3  Sistematika Penulisan
Bab I : terdiri dari pendahuluan: latar belakang, tujuan, sistematika penulisan
Bab II : terdiri dari pembahasan : pengertian caring menurut para ahli, caring menurut Swanson, struktur caring Swanson, dimensi caring menurut kristen swanson
Bab III : terdiri dari penutup : kesimpulan dan saran
Daftar pustaka


















BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1  Pengertian Caring Secara Umum
Florence nightingale (1860) : caring adalah tindakan yang menunjukkan pemanfaatan lingkungan pasien dalam membantu penyembuhan, memberikan lingkungan bersih, ventilasi yang baik dan tenang kepada pasien.
Delores gaut (1984) : caring tidak mempunyai pengertian yang tegas, tetapi ada tiga makna dimana ketiganya tidak dapat dipisahkan, yaitu perhatian, bertanggung jawab, dan ikhlas.
Crips dan Taylor (2001) : caring merupakan fenomena universal yang mempengaruhi bagaimana seseorang berpikir, merasakan, dan berperilaku dalam hubungannya dengan orang lain.
Jean watson (1985) : caring merupakan komitmen moral untuk melindungi, mempertahankan, dan meningkatkan emosional pada klien, keluarga, dan kerabatnya secara verbal maupun nonverbal.

2.2 Pengertian Caring Menurut Swanson
Swanson (1991) menjelaskan  middle range theory of caring. Caring didefinisikan sebagai ´a nurturing way of relating to a valued other toward whom one feels a personal sense of commitment and responsibility`. Kata kunci dari definisi tersebut adalah memberikan asuhan keperawatan yang bernilai kepada klien dengan penuh rasa komitmen dan tanggung jawab.
Swanson mampu memahami ruang lingkup caring secara keseluruhan dan pada saat yang sama menguraikan dimensi spesifik dari apa yang diperlukan seorang perawat untuk merawat pasien. Salah satu hal paling penting yang memberikan kontribusi pada teori keperawatan dalam hal ini, yaitu argumen bahwa pasien seharusnya tidak hanya dilihat sebagai individu yang terpisah, melainkan sebagai manusia seutuhnya, yang saat ia menulis "berada di tengah-tengah dan yang menjadi keutuhan dibuat nyata dalam pikiran, perasaan dan perilaku "(Swanson, 1993). Hal yang menarik tentang pengertian pasien ini adalah bahwa Swanson selalu menempatkan peran perawat dalam proses becoming tersebut. Jadi dalam aspek kesehatan becoming tersebut, perawat tidak hanya menjadi dispenser pengobatan medis, tetapi juga merupakan mitra dalam membantu pasien lebih dekat dengan tujuannya (well-being).
Teori caring Swanson menyajikan permulaan yang baik untuk memahami kebiasaan dan proses karakteristik pelayanan. Teori caring Swanson menjelaskan tentang proses caring yang terdiri dari bagaimana perawat mengerti kejadian yang berarti di dalam hidup seseorang, hadir secara emosional, melakukan suatu hal kepada orang lain sama seperti melakukan terhadap diri sendiri, memberi informasi dan memudahkan jalan seseorang dalam menjalani transisi kehidupan serta menaruh kepercayaan seseorang dalam menjalani hidupnya.

2.3 Struktur Caring Swanson
Asumsi dasar dari teori ini ditemukan dalam gagasan caring yang dijelaskan Swanson. Menurut Swanson, caring adalah proses multifaset yang terus ada dalam dinamika hubungan pasien-perawat. Ada yang melihat proses ini sebagai hubungan yang linear, namun juga harus dianggap sebagai hubungan siklik, dan proses yang terjadi harus selalu diperbarui karena peran perawat untuk membantu klien mencapai kesehatan dan kesejahteraan.
Secara umum, proses yang terjadi sebagai berikut, pertama perawat membantu klien mempertahankan keyakinannya, yang berarti bahwa perawat mendorong pasien dan membantu untuk memperkuat harapan mereka mengatasi kesulitan saat ini. Hal ini sangat penting terutama dalam kasus di mana pasien menghadapi penyakit yang mengancam nyawa seperti kanker, atau peristiwa yang sangat traumatis seperti keguguran (Swanson & Wojnar, 2004).
Sebagai pelengkap dan langkah berikutnya dalam proses untuk mempertahankan keyakinan, adalah "knowing". Dalam proses “knowing”, perawat berusaha untuk memahami apa arti situasi yang terjadi saat ini bagi pasien, hal ini muncul dalam bentuk latihan sebagai seorang perawat, yang menciptakan seseorang dengan rasa tertentu bagaimana kondisi fisik dan psikologis dapat mempengaruhi seseorang secara keseluruhan. Dengan mengetahui apa yang dialami pasien, perawat kemudian dapat melanjutkan proses "do for", ada untuk memberikan tindakan terapi dan intervensi bagi pasien. Proses “do for”, diikuti dengan proses "enabling" yang memungkinkan pasien untuk mencapai kesehatan dan kesejahteraannya.

2.4  Dimensi Caring Menurut Kristen Swanson
Menurut Swanson ada lima dimensi yang  mendasari konsep Caring antara lain :
A.  Maintaining Belief
Yaitu menumbuhkan keyakinan seseorang dalam melalui setiap peristiwa hidup dan masa-masa transisi dalam hidupnya serta menghadapi masa depan dengan penuh keyakinan, meyakini kemampuan orang lain, menumbuhkan sikap optimis, membantu menemukan arti atau mengambil hikmah dari setiap peristiwa, dan selalu ada untuk orang lain dalam situasi apa pun. Tujuannya adalah untuk memungkinkan orang lain terbantu dalam batas-batas kehidupannya sehingga mampu menemukan makna dan mempertahankan sikap yang penuh harapan. Memelihara dan mempertahankan keyakinan nilai hidup seseorang adalah dasar dari caring dalam praktek keperawatan.
Subdimensi:
1)   Believing in
Perawat menanggapi apa yang klien rasakan dan percaya bahwa perasaan – perasaan tersebut bisa terjadi dan wajar terjadi pada siapapun yang sedang dalam masa transisi.
2)   Offering a hope-filled attitude
Menunjukkan perilaku bahwa perawat sepenuhnya peduli/care terhadap masalah yang dialami dengan sikap tubuh, kontak mata dan intonasi bicara perawat.
3)   Maintaining realistic optimis
Menjaga dan menunjukan optimisme perawat dan harapan terhadap apa yang menimpa klien secara realistis dan berusaha mempengaruhi agar klien mempunyai optimisme dan harapan yang sama.
4)   Helping to find meaning
Membantu klien menemukan makna akan masalah yang terjadi sehingga klien perlahan - lahan menerima bahwa setiap orang dapat mengalami apa yang dialami klien.

5)   Going the distance (menjaga jarak)
Semakin jauh  menjalin/menyelani hubungan dengan tetap menjaga hubungan sebagai perawat-klien yang tujuan akhir dalam tahap ini adalah kepercayaan klien sepenuhnya terhadap perawat dan responsibility serta caring secara total oleh perawat kepada klien.

B.  Knowing
Knowing adalah berjuang untuk memahami peristiwa yang memiliki makna dalam kehidupan klien. Mempertahankan kepercayaan adalah dasar dari caring keperawatan, knowing adalah memahami pengalaman hidup klien dengan mengesampingkan asumsi perawat mengetahui kebutuhan klien, menggali/menyelani informasi klien secara detail, sensitive terhadap petunjuk verbal dan non verbal, fokus kepada satu tujuan keperawatan, serta melibatkan orang yang memberi asuhan dan orang yang diberi asuhan dan menyamakan persepsi antara perawat dan klien. Knowing adalah penghubung dari keyakinan keperawatan terhadap realita kehidupan.
Subdimensi:
1)        Avoiding assumptions
Menghindari asumsi-asumsi
2)        Assessing thoroughly
                        Melakukan pengkajian menyeluruh meliputi bio psikososial spitual dan kultural
3)        Seeking clues
Perawat menggali informasi - informasi secara mendalam
4)        Centering on the one cared for
     Perawat berfokus pada klien dalam melakukan asuhan keperawatan
5)        Engaging the self of both
Melibatkan diri sebagai perawat secara utuh dan bekerja sama dengan klien dalam melakukan asuhan keperawatan yang efektif

C.     Being With
Being with  maksudnya tidak hanya hadir secara fisik, tetapi juga komunikasi, berbagi perasaan tanpa beban dan secara emosional bersama – sama klien dengan maksud menawarkan kepada klien dukungan, kenyamanan, pemantauan dan mengurangi intensitas perasaan yang tidak diinginkan.
Subdimensi:
1)        Non-burdening
Perawat bekerjasama dengan klien tanpa memaksa kehendak kepada klien dalam melakukan tindakan keperawatan
2)        Convering availability
Menunjukan kesediaan perawat dalam membantu klien dan memfasilitasi klien untuk mencapai tahap kesejahteraan / well being.
3)        Enduring with
Bersama-sama berkomitmen dengan klien berusaha dalam meningkatkan kesehatan klien
4)        Sharing feelings
Berbagi pengalaman bersama klien yang berkaitan dengan usaha peningkatan kesehatan klien.

D.    Doing For
Doing for berarti bersama – sama melakukan sesuatu tindakan yang bisa dilakukan, mengantisipasi kebutuhan yang diperlukan, kenyamanan, menjaga privasi dan martabat klien.
Subdimensi:
1)   Comforting ( memberikan kenyamanan)
Dalam melakukan tindakan keperawatan dilakukan dengan memberikan kenyamanan pada klien dan menjaga privasi klien.
2)   Performing competently ( menunjukkan ketrampilan)
Tidak hanya berkomunikasi dan memberikan kenyaman dalam tindakannya, perawat juga menunjukkan kompetensi atau skill sebagai perawat professional
3)   Preserving dignity (menjaga martabat klien)
Menjaga martabat klien sebagai individu atau memanusiakan manusia.
4)   Anticipating ( mengatisipasi )
Perawat dalam  melakukan tindakan selalu meminta persetujuan klien dan keluarga
5)   Protecting (melindungi)
Melindungi hak-hak pasien dalam  memberikan  asuhan keperawatan dan tindakan medis

E.     Enablings
Enabling adalah memampukan atau memberdayakan klien, memfasilitasi klien untuk melewati masa  transisi dalam hidupnya dan melewati setiap peristiwa dalam hidupnya yang belum pernah dialami dengan memberi informasi, menjelaskan, mendukung dengan focus masalah yang relevan, berfikir melalui masalah dan menghasilkan alternative pemecahan masalah sehingga meningkatkan penyembuhan klien atau klien mampu melakukan tindakan yang tidak biasa dia lakukan dengan cara memberikan dukungan, memvalidasi perasaan dan memberikan umpan balik / feedback.
Subdimensi:
1)   Validating (memvalidasi)
Memvalidasi semua tindakan yang telah dilakukan
2)   Informing( memberikan informasi)
Memberikan informasi yang berkaitan dengan peningkatan kesehatan klien dalam rangka memberdayakan klien dan keluarga klien.
3)   Supporting (mendukung)
Memberikan dukungan kepada klien dalam mencapaikesejahteraan / well being sesuai kapasitas sebagai perawat
4)   Feedback (memberikan umpan balik)
Memberikan umpan balik terhadap apa yang dilakukan oleh klien dalam usahanya mencapai kesembuhan / well being
5)   Helping patients to focus generate alternatives (membantu pasien untuk focus dan membuat alternative)
Menolong pasien untuk selalu fokus dan terlibat dalam program peningkatan kesehatannya baik tindakan keperawatan  maupun tindakan  medis. (Potter & Perry, 2009)



2.5   Asumsi Teori Caring Terhadap Konsep Sentral Disiplin Ilmu Keperawatan
A.  Manusia
Asumsi Swanson tentang caring sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Watson (1985) bahwa manusia merupakan makhluk yang unik dan utuh yang memiliki pemikiran, perasaan dan tingkah laku. Pengalaman hidup dari setiap orang dipengaruhi oleh warisan genetik, anugerah spiritual, dan kebebasan memilihnya.

B.     Kesehatan
Perawat tidak hanya berfokus bagaimana klien sembuh dari penyakitnya tetapi perawat membantu klien untuk dapat mencapai, memelihara, atau mendapatkan kembali tingkat kesehatan atau kesejahteraan hidupnya yang optimal. Pada saat perawat berfokus pada kesehatan sebagai suatu kesejahteraan hidup, perawatan yang diberikan haruslah meliputi manusia sebagai manusia yang utuh yaitu menjadi seseorang, bertumbuh, merefleksikan diri dan selalu berusaha untuk dapat berhubungan dengan sesamanya (Swanson, 1993).
Untuk dapat mengalami kesejahteraan adalah dengan hidup sebagai subjektif, memiliki arti, berpengalaman sebagai manusia seutuhnya. Utuh melibatkan adanya pengertian integrasi dan menjadi seseorang berarti semua aspek menjadi seseorang bebas untuk diekspresikan. Aspek yang di maksud adalah : spiritualitas, pemikiran, perasaan, inteligen, kreativitas, hubungan, feminine, maskulin dan seksualitas (Swanson, 1993).

C.     Lingkungan
Lingkungan didefiniskan sebagai sesuatu yang situasional. Di dalam keperawatan  sendiri, lingkungan adalah suatu konteks yang mempengaruhi atau yang terpengaruh oleh klien. Pengaruh itu sendiri ada beberapa termasuk budaya, politik, ekonomi, sosial, biofisik, psikologi dan spiritual. Pada saat kita mencari tahu tentang pengaruh lingkungan terhadap seseorang, ada baiknya untuk mempertimbangkan tuntutan, kendala dan sumber – sumber yang membawa kepada situasi tersebut dan lingkungan di sekitarnya (Klausner, 1971).
D.    Perawat
Swanson (1991,1993) mendefinisikan keperawatan atau pemberian pelayanan keperawatan untuk mencapai kesejahteraan individu. Swanson meyatakan bahwa ilmu keperawatan dibentuk dari ilmu pengetahuan keperawatan ilmu pengetahuan lain seperti etika, kepribadian, estetika yang dijadikan nilai-nilai dan harapan individu dan social secara manusiawi dan berdasarkan pengalaman.

2.6 Perilaku Caring dalam Praktik Keperawatan
Pandangan Swanson (1993) tentang keperawatan adalah siapa yang kita layani, bagaimana kita memberikan pelayanan dan kenapa kita terus untuk melayani  merupakan keharusan bagi perawat untuk dapat mengintegrasikan ilmu pengetahuan, diri sendiri, fokus pada kemanusian dancaring. Yang kemudian disempurnakan dengan adanya transaksi antara keperawatan, setiap perawat dan klien bahwa perawat adalah profesi yang memiliki komitmencaring, pemeliharan akan martabat manusia dan meningkatkan kesehatan.
Swanson (1991) mempelajari tentang klien dan profesi pemberi layanan dalam usahanya untuk membuat teori tentang caring dalam praktik keperawatan yang bermanfaat dalam memberikan petunjuk bagaimana membangun strategi caring yang berguna dan efektif. Teori caringSwanson ini juga menyajikan permulaan yang baik untuk memahami kebiasaan dan proses karakteristik pelayanan yang berisi lima kategori atau proses.
Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, perasaan empati pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi.Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan karena caringmerupakan suatu cara pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan kepeduliannya kepada klien. Dalam keperawatan, caring merupakan bagian inti yang penting terutama dalam praktik keperawatan (Nanda Sartika, 2010).
Tindakan caring bertujuan untuk memberikan asuhan fisik dan memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien. Kemudian caring juga menekankan harga diri individu, artinya dalam melakukan praktik keperawatan, perawat senantiasa selalu menghargai klien dengan menerima kelebihan maupun kekurangan klien sehingga bisa memberikan pelayanan kesehatan yang tepat. Penilaian terhadap seorang perawat dapat terlihat dari perilaku Caring yang dimiliki perawat. Teori Caring Swanson menyajikan permulaan yang baik untuk memahami kebiasaan dan proses karakteristik pelayanan. Teori  Caring  Swanson (1991) menjelaskan tentang proses Caring yang terdiri dari bagaimana perawat mengerti kejadian yang berarti di dalam hidup seseorang, hadir secara emosional, melakukan suatu hal kepada orang lain sama seperti melakukan terhadap diri sendiri, memberi informasi dan memudahkan jalan seseorang dalam menjalani transisi kehidupan serta menaruh kepercayaan seseorang dalam menjalani hidup. (Potter & Perry, 2009 : 112).
















BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Teori caring Swanson menyajikan permulaan yang baik untuk memahami kebiasaan dan proses karakteristik pelayanan. Teori caring Swanson menjelaskan tentang proses caring yang terdiri dari bagaimana perawat mengerti kejadian yang berarti di dalam hidup seseorang, hadir secara emosional, melakukan suatu hal kepada orang lain sama seperti melakukan terhadap diri sendiri, memberi informasi dan memudahkan jalan seseorang dalam menjalani transisi kehidupan serta menaruh kepercayaan seseorang dalam menjalani hidupnya.

Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik maupun mental, keterbatasan pengetahuan serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan utama (Primary Health care) untuk memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif.

3.2  Saran
A.    Mahasiswa
Mahasiswa dan mahasiswi dapat mengerti tentang caring secara umum dan menurut Swanson, dimensi, asumsi, periaku yang dikemukakan oleh  Swanson.
B.     Institusi

Institusi dapat memfasilitasi dengan fasilitas yang memadai sehingga dapat mendukung tercapainya makalah yang baik dan benar.

0 komentar:

Posting Komentar